Trump Bertemu Xi Jinping di Korea Selatan, Perang Dagang Berpotensi Bermitra

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengonfirmasi bahwa rencana pengenaan tarif sebesar 100% terhadap produk impor dari China tidak akan menjadi kebijakan permanen. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap kebijakan China yang membatasi ekspor komoditas tanah jarang ke Amerika Serikat.

Trump memaparkan hal ini dalam wawancara dengan Fox Business Network, yang dilaporkan oleh Reuters pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Menurutnya, tarif tersebut adalah respons yang terpaksa karena tekanan dari China.

Dalam waktu dekat, Trump akan bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, di Korea Selatan. Dia menambahkan bahwa hubungan antara kedua negara akan membaik jika ada kesepakatan yang adil dalam hal ekonomi.

“Saya percaya kita akan memiliki hubungan yang baik dengan China, tetapi kita harus mencapai kesepakatan yang adil,” kata Trump dalam wawancara “Mornings with Maria” di Fox Business Network.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa negosiasi antara AS dan China akan terus berlanjut. Pembicaraan tersebut akan melibatkan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng.

“Kami harapkan China akan menghormati upaya yang kita lakukan dan yakin Presiden Trump dapat memimpin perbaikan hubungan melalui hubungan baiknya dengan Presiden Xi,” ujar Bessent.

Perang dagang antara AS dan China telah menimbulkan banyak kekhawatiran. Konflik ini membuat kondisi ekonomi global menjadi semakin tidak stabil. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengingatkan bahwa perang dagang ini dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi global hingga 7% dalam jangka panjang.

Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, juga telah mengecam terkait dengan kenaikan tekanan dagang antara kedua negara. Ia telah menginisiasi dialog lebih lanjut dengan pejabat dari kedua belah pihak.

Dengan semakin intensifnya persaingan ekonomi global, penting bagi kedua negara untuk menemukan jalan keluar dari konflik ini. Perdagangan yang sehat dan adil tidak hanya berdampak pada keduanya, tetapi juga pada kesejahteraan ekonomi dunia secara keseluruhan.

Dalam kondisi yang semakin tidak menentraman, penting bagi pemimpin dunia untuk bekerja sama dalam mendorong perdamaian dan kolaborasi. Hanya dengan demikian, kestabilan ekonomi global dapat diraikan dan masa depan lebih cerah bagi semua negara.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan