Peningkatan Lapangan Kerja Tergantung pada Pertumbuhan Ekonomi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa upaya penciptaan lapangan kerja akan menghadapi kendala jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terjadi dengan cepat. Kata-katanya tersebut disampaikan saat pidato dalam acara wisuda dan sidang senat terbuka di Universitas Kebangsaan RI, Jakarta, pada Sabtu, 18 Oktober 2025.

Menurut Prabowo, tanpa pertumbuhan ekonomi yang signifikan, sulit bagi negara untuk menghasilkan lapangan kerja yang banyak. Ia juga mengkritik situasi ketika para pemimpin terlibat dalam perselisihan dan mencela satu sama lain, yang mampu menghambat perkembangan ekonomi. Selain itu, ia mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat terhadap fasilitas umum beberapa waktu lalu.

Prabowo menyalahkan terjadinya kerusuhan dan kerusakan fasilitas publik pada sikap pemimpin yang menyebarkan kebencian. Ia menegaskan bahwa fasilitas tersebut dibiayai oleh pajak rakyat, sehingga merusaknya berdampak langsung pada masyarakat. “Bagaimana ekonomi bisa berkembang dengan baik jika ada perseteruan di antara pemimpin? Saling mencela, menimbulkan kebencian, bahkan memicu kerusuhan. Ada yang menyebut diri mereka aktivis demokrasi, tapi justru membakar lembaga demokrasi dan gedung-gedung penting yang dibangun dengan uang rakyat,” ungkapnya.

Meskipun demikian, Prabowo percaya bahwa masyarakat saat ini telah lebih bijaksana dan tidak mudah terprovokasi. Ia juga mengukuhkan komitmennya untuk menjalankan mandat yang diperoleh dari rakyat. “Kita berada di jalan yang tepat. Kita menerima mandat dari rakyat, dan bersama pemerintah, Koalisi, serta organisasi massa pendukung, kita akan tetap tekun melaksanakan tugas untuk rakyat dan bangsa Indonesia,” tutup Prabowo.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa stabilitas politik dan kerjasama antar pemimpin menjadi faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Studi menunjukkan bahwa negara-negara dengan pemerintahan yang harmonis cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu, kerusakan fasilitas umum juga berdampak langsung pada kinerja ekonomi, karena biaya pemulihan harus ditanggung oleh negara.

Sementara itu, analisis terbaru mengenai dampak kebencian politik terhadap ekonomi menunjukan bahwa negara-negara dengan tingkat polarisasi politik yang tinggi mengalami keterlambatan dalam peningkatan perekonomian. Salah satu contohnya adalah kasus di negara X, di mana kekerasan politik telah menyebabkan penurunan investasi asing dan penurunan nilai mata uang. Ini menunjukkan betapa pentingnya harmonisasi di antara pemimpin untuk mencapai stabilitas ekonomi.

Dalam konteks ini, Prabowo Subianto membawa pesan yang kuat: kemajuan ekonomi tidak hanya bergantung pada kebijakan, tetapi juga pada kerukunan dan kerjasama di antara pemimpin. Hanya dengan demikian, Indonesia dapat mengatasi tantangan penciptaan lapangan kerja dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah-langkah konkret, seperti peningkatan kolaborasi antar instansi dan peningkatan investasi pada infrastruktur, diperlukan untuk mendukung visi ini.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan