Kontainer yang Diduga Tercemar Radioaktif Datang di Pelabuhan Tanjung Perak pada Akhir Oktober

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

BAPETEN telah melakukan pemeriksaan di gudang Cengkeh di Surabaya, dan tim khusus penanganan Cs-137 sedang mengevaluasi kebersihan pelabuhan Tanjung Perak untuk menerima kontainer yang diduga tercemar oleh Cs-137, yang akan tiba pada akhir bulan ini. Tim ini juga telah mengunjungi fasilitas produksi PT NJS di Kawasan Industri Maspion dan fasilitas pelabuhan Pelindo.

Menurut Bara Krishna Hasibuan, kepala bidang diplomasi dan komunikasi Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi, tim telah melakukan pengecekan di tiga lokasi: Surabaya (tempat pengolahan cengkeh), Pati di Jawa Tengah (lokasi perkebunan), dan Lampung (lokasi perkebunan lainnya) untuk memastikan keamanan radiasi.

Pemeriksaan yang dilakukan telah menghasilkan hasil positif. Sampel cengkeh dari PT Natural Java Spice, baik dari tempat pengolahan di Surabaya maupun dari perkebunan di Pati, dikirim ke Laboratorium Teknologi Radiasi BRIN untuk diuji lebih lanjut. Hasil analisis menunjukkan tidak ada jejak kontaminasi radionuklida Cs-137. Pemeriksaan lapangan pun tidak menemukan bukti kontaminasi buatan, sehingga kondisi dinyatakan bebas risiko radioaktif.

Arthur Malonda, direktur PT NJS, mengucapkan terima kasih atas kerja cepat dan sistematis dari tim penanganan Cs-137 yang dipimpin Kemenko Pangan. Ini memberikan semangat bagi perusahaan untuk terus melanjutkan ekspor produk rempah Indonesia meskipun menghadapi tantangan.

Di Lampung, Bara mengungkapkan bahwa kontaminasi Cs-137 ditemukan dalam jumlah terbatas di perkebunan cengkeh. BAPETEN merekomendasikan agar produk yang terindikasi tercemar tidak dijual sampai uji laboratorium selesai. Tim masih melakukan penelusuran untuk menemukan sumber kontaminasi.

Selain itu, Satgas juga telah memeriksa kesiapan pelabuhan Tanjung Perak untuk menangani kontainer yang diduga tercemar. Pengecekan akan dilakukan di pelabuhan dan laboratorium. Jika kontaminasi ditemukan, produk tersebut akan segera dihancurkan. Pemerintah telah mengambil tindakan cepat untuk memastikan kontaminasi tidak menyebar ke wilayah lain. Masyarakat dan pelaku usaha diminta untuk tetap tenang dan menunggu hasil uji laboratorium resmi. Pemerintah akan terus memberikan informasi terkini.

Untuk mengatasi masalah kontaminasi radionuklida, pemerintah telah memfokuskan upaya pada tiga pilar utama: deteksi dini, penanganan cepat, dan komunikasi terbuka. Studi kasus sebelumnya menunjukkan bahwa pelaporan cepat dan kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat penting dalam mengurangi risiko radiasi. Infografis yang dibuat oleh BAPETEN juga membantu masyarakat memahami langkah-langkah yang dilakukan untuk menjaga keamanan radiasi.

Dengan penanganan yang tepat, kontaminasi Cs-137 dapat dikendalikan dan dampaknya dapat dihindari. Kerjasama antara berbagai pihak adalah kunci sukses dalam menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat. Mari terus bekerja bersama untuk menjaga keamanan radiasi di Indonesia.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan