Kebiasaan Harian yang Menghambat Penurunan Lemak Perut Walaupun Sedang Diet

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Untuk sebagian besar orang, bagian tubuh yang paling sulit untuk mengurangi lemak adalah perut dan pinggang, yang juga dikenal dengan sebutan lemak visceral. Meski sudah melaksanakan pola makan sehat dan berolahraga dengan konsisten, banyak yang masih merasakan kesulitan dalam mengatasi masalah ini. Tidak sedikit juga yang merasa frustrasi dan bingung karena upaya mereka tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Mengutip informasi dari Times of India, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesulitan dalam menghilangkan lemak di perut dan pinggang, meski sudah menjalani diet dan rutin berolahraga.

  1. Kenaikan Kalori yang Tidak Disadari
    Diet sehat bisa menjadi tidak berguna jika pengawasan terhadap porsi makan diabaikan. Makanan seperti selai kacang, granola, smoothie, dan saus salad memiliki kandungan kalori yang tinggi. Konsumsi makanan ini secara berlebihan tanpa sadar dapat menyebabkan peningkatan kalori tambahan, yang pada gilirannya mengakibatkan surplus kalori. Hal ini akan menghambat proses pembakaran lemak. Oleh karena itu, penting untuk memantau asupan makanan dan mengontrol jumlah kalori yang dikonsumsi.

  2. Stres Berkepanjangan dan Tingkat Hormon Kortisol yang Naik
    Kortisol dikenal sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi penumpukan lemak di perut. Stres yang terus-menerus menyebabkan tubuh menghasilkan hormon kortisol, yang bekerja secara kimiawi untuk menyimpan lemak berlebih di perut. Efek jangka panjang dari kondisi ini dapat merugikan kesehatan. Untuk mengatasi masalah ini, bisa mencoba praktik seperti meditasi, yoga, dan teknik pernapasan yang menyadarkan diri. Hal ini dapat membantu menurunkan kadar kortisol dan membantu tubuh dalam membakar lemak.

  3. Kurangnya Tidur yang Berkualitas
    Tidur adalah saat tubuh berusaha untuk memulihkan keseimbangan. Ketika waktu tidur tidak mencukupi, dua hormon penting, yaitu leptin dan ghrelin, akan terganggu. Leptin berperan dalam menstabilkan rasa kenyang, sementara ghrelin memicu rasa lapar. Jika tidur tidak memadai, tubuh cenderung meminta makanan berbahan kalori tinggi dan gula. Hal ini akan membuat tubuh lebih susah untuk membakar lemak perut dengan efektif.

  4. Konsumsi Gula dan Karbohidrat Olahan Terlalu Banyak
    Polanya makan yang menyertakan banyak gula olahan, kue kering, atau minuman manis dapat meningkatkan kadar insulin dan gula darah. Insulin tinggi akan mendorong penyimpanan lemak di perut dan menghambat proses pembakaran lemak. Menggantikan karbohidrat olahan dengan serat, biji-bijian utuh, dan buah-buahan dapat membantu mengatur sensitivitas insulin dan mengurangi penumpukan lemak visceral.

  5. Tidak Melakukan Latihan Kekuatan
    Sekalipun kardio membantu membakar kalori, latihan kekuatan lebih efektif dalam membangun otot. Otot adalah jaringan yang aktif secara metabolik. Jika tubuh tidak memiliki otot yang cukup, metabolisme akan menjadi lambat, sehingga pembakaran lemak juga menjadi lebih sulit. Latihan kekuatan dapat meningkatkan pengeluaran kalori bahkan saat istirahat, serta membantu mengencangkan perut.

  6. Ketidakseimbangan Hormon
    Hormon seperti estrogen, testosteron, dan hormon tiroid memengaruhi cara tubuh menyimpan dan memetabolisme lemak. Wanita dalam condition perimenopause atau menopause cenderung mengalami peningkatan penyimpanan lemak di perut. Hal yang sama juga terjadi pada pria dengan kadar testosteron yang rendah. Identifikasi dan penanganan ketidakseimbangan hormon melalui bantuan profesional kesehatan dapat membantu meningkatkan efisiensi metabolisme.

  7. Rutinitas yang Tidak Teratur
    Penurunan lemak tubuh bergantung pada pola makan yang teratur, kebiasaan tidur yang kondusif, dan aktivitas olahraga yang berkelanjutan. Melewatkan waktu makan atau mengubah pola makan secara berlebihan akan membuat tubuh bingung dan memperlambat metabolisme. Konsistensi adalah kunci dalam menurunkan lemak, bukan kesempurnaan. Bahkan kebiasaan kecil seperti berjalan kaki setiap hari atau menentukan jadwal makan tetap dapat memberikan dampak positif pada kesehatan.

  8. Berteriak Terlalu Lama dan Kecenderungan Tidak Aktif
    Gaya hidup yang selalu duduk secara berlebihan dapat menurunkan aktivitas enzim pembakar lemak, menghambat aliran darah, dan memperlambat metabolisme. Berdiri, melakukan peregangan, atau berjalan sebentar setiap jam dapat membantu memulai kembali aktivitas metabolisme dan mengurangi penumpukan lemak di perut.

  9. Kondisi Medis yang Dasar
    Beberapa kondisi medis seperti hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan diabetes cenderung menyebabkan penumpukan lemak di perut. Kondisi ini mengarahkan pengendalian hormon, rasa lapar, energi, dan rasa kenyang. Penanganan yang tepat, pengobatan, atau penyesuaian nutrisi dapat membantu dalam mengatasi masalah ini.

  10. Konsumsi Alkohol yang Berlebihan
    Alkohol menyediakan kalori kosong dan langsung memengaruhi cara hati memproses lemak. Apabila alkohol dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, hati akan lebih fokus memetabolisme alkohol daripada lemak, yang berakibat menghambat proses pembakaran lemak. Lemak akan menumpuk di sekitar organ dan pinggang. Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya mengurangi konsumsi alkohol.

Jangan putus asa dalam mengatasi lemak perut. Dengan mengidentifikasi dan mengubah kebiasaan yang tidak sehat, tubuh akan lebih siap untuk membakar lemak dengan lebih efektif.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan