Google, Boeing, dan FedEx Serbu Kemenhub

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerapkan pertemuan dengan US-ASEAN Business Council (US-ABC) di gedung pusat Kemenhub, Jakarta, pada hari Jumat (17/10). Dalam acara tersebut hadir Ketua US-ABC, Duta Besar Brian McFeeters, serta perwakilan dari 21 perusahaan raksasa berasal dari Amerika Serikat (AS).

Dalam sesi tersebut, kedua belah pihak mengupayakan berbagai permasalahan penting seperti arah kebijakan transportasi Indonesia periode 2025-2029 yang menekankan pada logistik, pengembangan transportasi ramah lingkungan, dan transformasi di bidang digital. Selain itu, dibahas pula peluang kolaborasi yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Kami terbuka dan siap untuk mendiskusikan serta eksplorasi berbagai potensi kolaborasi di Indonesia,” ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Ernita Titis Dewi, dalam pernyataan tertulis, sabtu (18/10/2025).

Selain itu, Kemenhub juga menggelar sesi pendapat dari beberapa perusahaan AS beroperasi di Indonesia, seperti FedEx, Citibank, ExxonMobil, 3M, Google, Boeing, dan Ford Motor. Beberapa isu yang disampaikan di antaranya terkait kebijakan regulasi ekspor-impor, akses jalan tol, serta konektivitas jalur logistik.

Selain itu, pembicaraan juga berfokus pada potensi kerjasama dalam produksi komponen pesawat, pengembangan bahan bakar ramah lingkungan, dan sistem digital yang dapat memengaruhi transformasi transportasi di Indonesia. Selain itu, juga dibahas mengenai produksi komponen kendaraan yang mendukung keselamatan, serta teknologi digital yang dapat menumbuhkan perbaikan dalam transportasi.

Kementerian Perhubungan mengapresiasi masukan dan saran dari US-ABC serta akan menerapkan hasil pertemuan selanjutnya melalui forum kerja sama teknis. Diperkirakan kolaborasi ini dapat mendorong investasi, digitalisasi transportasi, serta memperkuat konektivitas nasional untuk memperbaiki perekonomian Indonesia.

Tiga poin menjadi prioritas Kemenhub dalam kerja sama dengan US-ABC, yakni mengajak perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi dan berkolaborasi di Indonesia, meminta hasil kajian yang mendukung perbaikan sistem transportasi nasional, serta membuka kesempatan pelatihan dan magang bagi mahasiswa di bawah naungan Kemenhub.

“Kami membutuhkan hasil kajian dari US-ABC tentang aspek mana yang masih perlu dikembangkan di sektor transportasi Indonesia. Selain itu, di bidang mana US-ABC bisa berperan dalam pembangunan tersebut,” jelas Titis.

Indonesia saat ini sedang mengembangkan transportasi hijau dengan fokus pada pengelolaan limbah, efisiensi energi, dan adopsi teknologi ramah lingkungan. Sebagai gagasannya, Kementerian Perhubungan tengah mempromosikan penerapan energi terbarukan dalam sistem transportasi, misalnya penggunaan bus listrik dan kereta api yang bebas emisi. Ini mengikutsertakan kerjasama teknologi dengan perusahaan AS untuk meningkatkan infrastruktur transportasi yang berkelanjutan. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai target pencapaian net-zero emission pada tahun 2060 atau lebih awal.

Kesimpulan. Kolaborasi antara Kemenhub dan US-ABC bukan hanya tentang investasi, tetapi juga tentang transformasi transportasi yang berkelanjutan. Dengan teknologi dan pengalaman Amerika Serikat, Indonesia dapat mengembangkan sistem transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Mari dukung dan ikut serta dalam upaya ini untuk membangun masa depan yang lebih hijau dan inklusif.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan