Pada tanggal 18 Oktober 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk memberikan rudal Tomahawk kepada Ukraina. Menurutnya, langkah tersebut dianggap terlalu dini karena AS masih berusaha untuk mencapai perdamaian dengan Rusia. Trump mengungkapkan harapannya bahwa Ukraina tidak akan memerlukan senjata tersebut dan berharap perang bisa berakhir tanpa perlu menggunakan rudal jarak jauh itu.
Kedua pemimpin, Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, bertemu di Gedung Putih. Dalam pertemuan tersebut, Trump menuturkan kepercayaannya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah siap untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak 2022. Namun, Zelensky membantahnya dan menyatakan bahwa Putin masih tidak siap untuk menandatangani perjanjian damai.
Ukraina telah melakukan lobi ke Washington untuk mendapatkan rudal Tomahawk selama beberapa minggu, dengan alasan bahwa senjata tersebut dapat membantu menekan Rusia untuk mengakhiri invasi yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun. Namun, sebelum kunjungan Zelensky ke AS, Putin telah memperingatkan Trump untuk tidak mengirimkan senjata tersebut, dengan mengatakan bahwa tindakan itu akan memperparah perang dan membahayakan perundingan damai. Trump juga menyatakan bahwa AS harus berhati-hati agar tidak menghabiskan persediaan rudal Tomahawk sendiri, yang memiliki jangkauan lebih dari 1.600 kilometer.
Rusia sendiri telah memberikan peringatan kepada AS terkait rencana pengiriman rudal jarak jauh ini. Putin menyatakan bahwa penyediaan rudal tersebut akan menyebabkan tingkat eskalasi baru dalam hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat. Pernyataan keras ini datang setelah Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, mengatakan bahwa Washington sedang mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk mendapatkan pasokan rudal Tomahawk.
Tindakan diplomasi antara AS dan Rusia menunjukkan kompleksitas dalam upaya mencapai damai di Ukraina. Sementara Trump berharap untuk mengakhiri perang dengan cara negosiasi, Ukraina terus meminta dukungan militer untuk memperkuat posisi mereka. Peningkatan senjata seperti rudal Tomahawk tentu akan mempengaruhi dinamis konflik, namun perlu diukur dengan strategi diplomasi yang matang. Dalam situasi ini, perdamaian tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, tetapi juga pada ketekunan dalam mendorong kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.