Restrukturisasi Utang Kereta Cepat China Menanti Persetujuan Keppres Prabowo

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

China telah sepakat untuk melakukan restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), yang dikenal dengan nama Whoosh. Namun, proses ini masih menanti pembentukan tim khusus yang akan ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) dari Presiden Prabowo Subianto.

Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), menjelaskan bahwa ia telah melakukan koordinasi langsung dengan pihak China terkait restrukturisasi utang ini. Hal ini dilakukan sejak masa jabatan Presiden Joko Widodo sebagai Presiden RI ke-7. Dalam perjalanannya, Luhut mengungkapkan bahwa China bersedia melanjutkan proyek hingga Surabaya, asalkan restrukturisasi selesai segera.

“China mengatakan, ‘kami siap terus hingga Surabaya jika masalah restrukturisasi dihapuskan segera’. Aku bilang waktu berkunjung ke China 3 bulan lalu, ‘baik, tapi tunggu Keppres agar timnya bisa dibentuk’,” ujar Luhut saat acara perayaan 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

Untuk mempercepat proses ini, Luhut sudah berkomunikasi dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani. Dalam pembicaraan tersebut, Rosan juga sedang berdiskusi dengan Presiden Prabowo Subianto. Luhut juga menegaskan bahwa pembentukan tim restrukturisasi adalah prioritas utama.

“Kemarin aku sudah bilang ke Pak Rosan, segera buat tim restrukturisasi ini. Teman-teman, apa yang tidak bisa diselesaikan? Negara kita sudah punya kewenangan presiden. Jadi, jika kita kompak, apa yang tidak bisa dilakukan?” katanya.

Luhut tidak memberikan waktu pasti untuk pembentukan tim tersebut. Namun, ia yakin bahwa pembiayaan utang tidak akan menghambat perpanjangan proyek Whoosh hingga Surabaya. “Kita sudah membuat studi awal mengenai Whoosh, termasuk rencana hingga Surabaya,” ujarnya.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) senilai Rp 6,98 triliun untuk menutupi defisit biaya. Danantara Dony Oskaria, Chief Operating Officer (COO), menyebutkan pihaknya telah mempersiapkan beberapa skema untuk menyelesaikan utang ini.

Salah satu opsi yang diajukan adalah mengalihkan infrastruktur PT KCIC ke pemerintah, sehingga KCIC beroperasi tanpa kepemilikan aset (model asset-light). Dengan begitu, utang infrastruktur akan dialihkan ke pemerintah dan menjadi beban APBN.

Opsi lainnya adalah penambahan modal baru di PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Ini bertujuan agar KAI lebih mandiri secara keuangan, sehingga beban bunga dan kewajiban utang bisa lebih terkontrol. “Apakah kita menambahkan equity pertama atau menyerahkan infrastrukturnya seperti perusahaan kereta api lainnya?” tanya Dony kepada wartawan di JICC Senayan, Jakarta, Kamis (9/10).

Restrukturisasi utang proyek Whoosh bukan hanya tentang penyelesaian masalah finansial, tetapi juga tentang keberlanjutan proyek ini untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Dengan dukungan pemerintah dan koordinasi yang baik, proyek ini dapat terus berkembang dan menjadi salah satu ikon infrastruktur modern Indonesia.

Dengan semangat yang kuat, tim restrukturisasi yang akan dibentuk harus bekerja dengan efektif agar proyek Whoosh dapat terwujud sesuai rencana. Kita semua harus berkomitmen untuk mendukung pengembangan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan, demi masa depan yang lebih maju.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan