Makan Sambil Berdiri Bisa Mempengaruhi Pencernaan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di kota besar seperti Jakarta, banyak orang sekarang sudah terbiasa menyantap makanan sambil berdiri atau berjalan. Misalnya, seseorang mungkin sarapan cepat sebelum berangkat kerja, mengambil camilan saat dalam perjalanan, atau langsung makan sambil berdiri setelah pulang. Kebiasaan seperti ini sering kali dilakukan untuk menghemat waktu atau mengimbanginya dengan pekerjaan kantor yang mayoritas dilakukan dalam posisi duduk. Terlihat seperti hal yang ringan, tetapi kebiasaan makan sambil berdiri setiap hari bisa memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kesehatan dan kinerja sistem pencernaan. Penting untuk memahami bagaimana posisi tubuh, kecepatan makan, dan proses pengolahan makanan saling berpengaruh terhadap pencernaan, sehingga usus tetap sehat dan tidak mengalami gangguan.

Menurut Times of India, ketika seseorang makan sambil berdiri, gravitasi akan mendorong aliran darah ke kaki lebih banyak. Hal ini mengurangi aliran darah ke organ pencernaan yang bertanggung jawab memecah makanan secara optimal. Suplai darah yang tidak mencukupi dapat mengganggu proses pencernaan, menyebabkan gejala seperti gas, perut kembung, atau gangguan pencernaan lainnya. Posisi tubuh ketika makan juga memengaruhi seberapa cepat lambung mengosongkan isinya. Penelitian yang diterbitkan dalam Canadian Science Publishing Journal membuktikan bahwa makanan bergerak lebih lambat di lambung ketika seseorang duduk atau berbaring dibandingkan saat berdiri. Selain itu, makan dalam posisi duduk tegak dapat memperbaiki pengosongan lambung, pencernaan protein, serta ketersediaan asam amino dalam darah dibandingkan dengan posisi berbaring.

Makan sambil berdiri sering kali diikuti dengan cara makan yang lebih cepat. Kebiasaan makan terburu-buru dapat menimbulkan udara tertelan lebih banyak, yang bisa menyebabkan perut kembung dan mengurangi proses mengunyah yang memadai. Hal ini membuat lambung memerlukan waktu lebih lama untuk memecah makanan. Kecepatan makan yang terlalu cepat berpotensi mengganggu pencernaan dan menyebabkan perut kembung. Oleh karena itu, penting untuk memastikan kebiasaan makan menjadi lebih lambat dan sadar, sehingga dapat menghindari ketidaknyamanan dan memaksimalkan penyerapan zat gizi.

Penelitian lain yang tercantum dalam European Journal of Preventive Cardiology mengungkapkan bahwa berdiri dapat membakar sedikit lebih banyak kalori. Studi ini menunjukan bahwa berdiri selama enam jam bisa membakar sekitar 54 kalori lebih banyak dibandingkan duduk, yang teoritisnya bisa menyebabkan penurunan berat badan hingga 10 kilogram dalam empat tahun pada individu dengan berat 65 kilogram. Makan sambil berdiri memang bisa mempercepat pencernaan, tetapi bisa membuat seseorang cepat merasa lapar. Lambung mengirimkan sinyal kenyang ke otak berdasarkan seberapa besar peregangan dan berapa lama lambung tetap penuh. Makanan yang mudah dicerna, seperti karbohidrat olahan, bisa membuat seseorang cepat merasa lapar kembali, sedangkan makanan tinggi serat dan protein memberi rasa kenyang lebih lama. Oleh karena itu, pencernaan yang terlalu cepat akibat makan sambil berdiri tanpa sadar bisa mendorong seseorang untuk makan lebih banyak.

Jaga kebiasaan makan dengan saksama agar pencernaan tetap lancar dan tubuh sehat. Kesempatan untuk menikmati makanan sehat dan bergizi adalah investasi bagi kesehatan jangka panjang.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan