Hari Kebudayaan 2025: Kemenbud Hadirkan Pameran ‘Kronik Ragam Budaya’

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Kebudayaan RI merayakan Hari Kebudayaan pertama kali tahun 2025 dengan menggelar pameran “Kronik Ragam Budaya Indonesia” di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Acara ini diinisiasi oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyajikan puluhan koleksi warisan budaya dari seluruh nusantara.

Menurut Fadli dalam pernyataan tertulis, pameran ini hanya menyajikan sebagian kecil dari kekayaan budaya Indonesia yang sulit dikalkulasikan. Ia juga menggarisbawahi peran Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) sebagai bagian penting dalam upaya pelestarian budaya di setiap daerah. Dalam waktu dekat, Kementerian Kebudayaan berencana membangun 33 BPK agar setiap wilayah memiliki pusat penyaluran budaya sendiri. “Kita berharap dalam waktu tidak terlalu lama, setiap daerah akan memiliki BPK yang dapat menjadi motor penggerak kebudayaan bersama komunitas setempat,” ujarnya.

Fadli mengungkapkan harapan agar perayaan Hari Kebudayaan tidak hanya berlangsung di satu lokasi, melainkan dapat diselenggarakan di berbagai BPK nantinya. Ia juga mengajak lebih banyak pelaku budaya untuk bekerja sama dalam mengembangkan kebudayaan Indonesia. “Kita berharap semakin banyak komunitas dan Intangible Heritage Indonesia yang bersatu padu dengan Kementerian Kebudayaan untuk memajukan budaya bersama,” tegasnya.

Pameran dikerjakan oleh kurator Transpiosa Riomandha, yang menampilkan berbagai genting peradaban Indonesia mulai dari artefak, manuskrip hingga karya seni. Di antaranya replika naskah Negarakrtagama, kain ulos Batak, keramik Tiongkok kuno dan karya seni Pita Maha yang menampilkan nilai kemanusiaan dan spiritualitas masyarakat. “Pameran ini mencerminkan usaha untuk menyajikan keanekaragaman budaya Indonesia melalui warisan budaya yang melintasi waktu,” ungkap Transpiosa.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menambahkan bahwa pameran ini menjadi bukti kerja sama yang terstruktur dari berbagai pihak, termasuk 20 komunitas budaya. Ia menginginkan kolaborasi ini menjadi contoh penguatan kebudayaan di masa depan.

Selain koleksi dari Museum Nasional Indonesia, Fadli Zon Library, dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, kegiatan ini juga menjadi bagian dari perayaan Hari Kebudayaan 2025. Pameran berlangsung selama sebulan penuh dengan berbagai agenda pendukung seperti karavan budaya, seminar penetapan Hari Kebudayaan, serta pertunjukan dari Yogyakarta Royal Orchestra dan Dalang Milenial. Di hadapan Fadli, hadir pejabat Kementerian Kebudayaan seperti Sekretaris Jenderal Bambang Wibawarta, Direktur Jenderal Restu Gunawan, Staf Ahli Ismunandar, dan Staf Khusus Muhammad Asrian Mirza. Acara juga dihadiri Wakil Bupati Barito Kuala, Herman Susilo, dan Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana.

Dalam era globalisasi yang menuntut adaptasi, pameran ini menjadi bukti bahwa kebudayaan Indonesia tetap hidup dan berkembang. Setiap warisan yang ditampilkan tidak hanya sebagai peninggalan sejarah, melainkan juga sebagai jalan menuju masa depan yang lebih kental akar. Dari keramik kuno hingga seni kontemporer, setiap elemen budaya menjadi jembatan menghubungkan generasi dengan nilai-nilai yang tak terbangkitkan. Hari Kebudayaan 2025 bukan hanya perayaan, tetapi panggilan untuk mempertahankan dan mengembangkan warisan yang tak ternilai.

Kebudayaan adalah jantung masyarakat yang terus berdebar. Melalui pameran ini, kita diingatkan bahwa pemeliharaan identitas bukan hanya urusan pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Kolaborasi antara komunitas, pelaku seni, dan lembaga menjadi kunci kelangsungan tradisi. Mari together menyelenggarakan budaya, karena hanya dengan demikian Nugget kebudayaan Indonesia akan terus bersinar di panggung global.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan