Transportasi Publik di Dunia Tidak Untung Menurut Luhut

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional, menyatakan bahwa tidak ada satupun sistem transportasi publik di dunia yang mampu berjalan secara menguntungkan secara finansial. Kata-katanya tersebut disampaikan dalam konteks pembahasan terkini mengenai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang saat ini menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat.

Pembicaraan mengenai kereta cepat kembali hangat setelah Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyatakan ketidakrelungan pemerintah untuk membiayai utang proyek tersebut dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Luhut yang bertemu dengan wartawan di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (16/10/2025), menyebutkan bahwa transportasi publik selalu memerlukan bantuan keuangan dari pemerintah, namun harapan adalah subsidinya harus tepat sasaran dan terukur.

Menurut Luhut, pemerintah tengah membentuk tim khusus yang akan menangani restrukturisasi utang proyek kereta cepat. Tim tersebut diharapkan akan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden yang akan dikeluarkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Dia juga menegaskan bahwa preparasi pembentukan tim sedang dikerjakan langsung dari kantornya sendiri, karena mengaku paling paham dengan masalah ini. Selain itu, Luhut sudah berkoordinasi dengan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BKpm), Rosan Roeslani, untuk menyelesaikan persoalan utang tersebut.

Ketika ditanya masalah pembayaran utang proyek menggunakan dividen, Luhut belum memberikan jawaban yang pasti. Ia hanya menyatakan bahwa solusi akan ditinjau secara menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya kesenjangan anggaran dan cara pembayaran dalam bentuk cicilan agar proyek dapat tetap berlanjut.

Ketika melihat tren transportasi masa depan, seperti pengembangan kereta cepat di berbagai negara, penting untuk mengingat bahwa proyek-proyek seperti ini sering kali memerlukan investasi besar dan waktu yang lama untuk menjamin kelanjutan operasional. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur transportasi bukan hanya soal keuntungan finansial, tetapi juga tentang kemajuan dan kemudahan bagi masyarakat.

Dalam rangka mengoptimalkan kegunaan infrastruktur, pemerintah dapat mempertimbangkan model monetisasi dan kolaborasi dengan sektor swasta untuk meminimalkan beban finansial. Selain itu, pendidikan masyarakat tentang manfaat jangka panjang proyek seperti kereta cepat dapat menambah dukungan publik dan memastikan penerimaan yang lebih luas.

Setiap proyek besar pasti menghadapi tantangan finansial, tetapi dengan strategi yang tepat dan pandangan jangka panjang, pemanfaatan infrastruktur bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial. Membuat transportasi publik menjadi aksesibel untuk semua tidak hanya soal teknologi dan biaya, tetapi juga tentang keberanian dan kebermanfaatan bagi generasi masa depan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan