Terapis Muda di Jaksel Tewas, Spa Tidak Mengetahui Identitasnya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Polisi terus menyelidiki kasus terapis RTA yang meninggal di tanah kosong di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan. Menurut keterangan, pihak manajemen spa tidak mengetahui bahwa korban masih berusia di bawah umur.

“Menurut pihak Delta, mereka benar-benar menyatakan tidak mengetahui bahwa nama korban berbeda, dan ternyata korban itu masih di bawah umur. Mereka menjelaskan tidak mengetahuinya,” ujar Kanit PPA Polres Jaksel AKP Citra Ayu kepada para wartawan, Kamis (16/10/2025).

Meskipun demikian, Citra tidak langsung percaya pada pengakuan tersebut. Oleh karena itu, pihak polisi masih memverifikasi bagaimana korban bisa bekerja sebagai terapis dengan usia yang belum memenuhi syarat.

“Kami masih perlu menyelidiki lebih dalam, seperti apakah saat proses rekrutmen korban diberi perintah tertentu. Hal ini adalah poin yang perlu kami jelajahi lebih lanjut,” lanjutnya.

Saat ini, polisi sedang menginterogasi tiga saksi, yaitu perekrut terapis, manajemen spa, dan Dinas Dukcapil Indramayu. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan proses rekrutmen dan identitas asli korban.

“Sehari ini, kita telah mengonfirmasi kehadiran tiga saksi yang kami undang, termasuk perekrut, manajer spa yang mengawasi Delta, dan petugas Dinas Dukcapil Indramayu. Saat ini, kita masih melakukan pemeriksaan dan investigasi lebih dalam,” kata Citra.

Dikaliburkan, jasad RTA ditemukan pada Kamis (2/10) pukul 05.00 WIB. Polisi mengungkapkan ada saksi yang mendengar teriakan wanita sebelum korban ditemukan.

Keluarga korban telah melaporkan dugaan eksploitasi pekerjaan terkait kematian RTA. Polisi masih menyelidiki laporan dugaan eksploitasi tersebut.

“Kami masih melakukan penyelidikan. Kita menggunakan Pasal 2 UU TPPO dan UU Perlindungan Anak. Kami perlu memastikan apakah korban menggunakan identitas aslinya saat mendaftar atau tidak. Semua ini sedang kami selidiki untuk mengungkap kasus ini,” ujar Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Ardian Satrio Utomo, Jumat (10/10).

Kasus ini mengungkapkan ketidaksempurnaan dalam pengawasan penerapan hukum di dunia kerja, terutama terhadap pekerja muda. Kejadian seperti ini menekankan pentingnya penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pelanggaran hak buruh, terutama bagi mereka yang masih di bawah usia. Luar biasa bagaimana perjuangan keluarga korban untuk mendapatkan keadilan bisa menjadi inspiraksi bagi masyarakat untuk lebih waspada dalam melaporkan pelanggaran serupa.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan