Luhut Bagi Kritik Sistem Keuangan, Puji Purbaya atas Rp 200 T

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, membahas masalah sistem keuangan Indonesia yang pernah menjadi perhatiannya saat masa jabatan sebelumnya sebagai Menteri Koordinator di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Dalam keterangannya, Luhut mengungkapkan bahwa selama ini ada kendala dalam alur keuangan negara, khususnya terkait dengan manajemen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sering diserap kembali oleh Bank Indonesia.

Kondisi ekonomi saat ini, menurut Luhut, masih menunjukkan stabilitas meski menghadapi berbagai tantangan baik internal maupun eksternal. Hal serupa juga dialami pada awal era Jokowi pada 2015, saat banyak masalah ekonomi muncul. Luhut juga mengutip pengalaman masa lalu dalam pidato selama perayaan satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025). “Saya sudah sampaikan waktu itu pada Presiden yang lalu (Jokowi), kita ada yang salah dengan Republik ini, dengan sistem keuangan kita. Di mana APBN masuk keluar, tapi nanti disedot lagi oleh Bank Sentral (Bank Indonesia/BI),” ujarnya.

Sementara itu, uang murni atau M0, yang meliputi uang kertas dan logam plus simpanan bank umum di BI, tetap terbilang rendah. Luhut juga memberikan pujian kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa atas kebijakan-kebijakan yang diambil. Purbaya, yang sebelumnya bekerja bawah Luhut di berbagai instansi, pernah menjabat sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden dan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Marves (2018-2020). “Dari dulu waktu saya kepala staff Presiden, beliau ini juga sebagai deputi saya, selalu polanya di situ. Bagaimana market itu diguyur dengan cash, dengan dana, uang yang berputar di market,” kata Luhut lagi.

Salah satu kebijakan yang dipuji Luhut adalah penempatan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp 200 triliun di bank-bank BUMN, yang dianggap sebagai langkah awal yang tepat. Luhut mengaku awalnya ragu, namun akhirnya menyetujui saran Purbaya. “Itu saya kira langkah yang sangat bagus, karena saya ngalamin dengan dia, karena itu Presiden waktu itu Pak Jokowi, tanya saya karena Pak Purbaya deputi saya, dia yang saran kepada saya, ‘Pak harus begini’, menurut dia. Tapi saya juga lama-lama saya pikir-pikir, benar juga,” tambahnya.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa pemasukan dan pengeluaran APBN harus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Studi kasus menunjukkan bahwa negara-negara dengan sistem keuangan yang transparan dan efisien cenderung memiliki stabilitas ekonomi yang lebih baik. Infografis terkait menunjukkan bagaimana aliran dana APBN dapat dipantau untuk mencegah kebocoran.

Sistem keuangan yang sehat adalah kunci untuk stabilitas ekonomi jangka panjang. Dengan kebijakan yang tepat, seperti penempatan SAL di BUMN, Indonesia dapat memperkuat dasar ekonomi dan menghadapi tantangan global dengan lebih milik.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan