Gubernur Jateng Dorong Pembangunan Kawasan Industri Baru untuk Bupati dan Wali Kota

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, telah mengajak bupati dan wali kota untuk mengusulkan pengembangan kawasan industri baru. Langkah ini diambil sebelum terbitnya peraturan dari kementerian terkait penambahan atau perluasan wilayah industri dan kawasan ekonomi khusus.

Menurut Luthfi, keberadaan kawasan industri dan ekonomi khusus akan memudahkan pelaku usaha dalam berinvestasi. “Beberapa daerah sudah mengajukan, seperti Banyumas, Cilacap, Kebumen, Demak, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang. Kami mendorong ini karena dengan adanya kawasan ekonomi khusus, semuanya akan terintegrasi, perizinan lebih cepat, dan fasilitas ekspor impor juga akan lebih mudah,” papar Luthfi dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10/2025).

Pernyataan itu disampaikannya saat menghadiri KEK Kendal and Central Java Future Forum 2025 di Padma Hotel, Kota Semarang, Rabu (15/10) malam. Dalam kesempatan tersebut, ia menyatakan bahwa kawasan ekonomi khusus (KEK) memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi setempat.

Kajal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi Kendal yang mencapai 7,67%, angka tertinggi di Jawa Tengah. Realisasi investasi pada periode 2022-2024 mencapai Rp 14,2 triliun, sedangkan triwulan I 2025 capai Rp 2,93 triliun, juga tertinggi di provinsi tersebut.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota lain di Jawa Tengah diminta untuk mengikuti contoh pengembangan ekonomi di KEK Kendal. “KEK Kendal menjadi proyek pilot dan teladan bagi daerah lain,” ungkap Luthfi.

Kawasan Ekonomi Kendal dinilai mampu mencabut tenaga kerja, sesuai dengan pertumbuhan positif berbagai sektor, termasuk perdagangan, jasa, dan manufaktur. Data triwulan II-2025 menunjukkan penurunan pengangguran terbuka di Kendal sebesar 0,75%, dari 5,76% pada 2023 menjadi 5,01% pada 2024. Angka kemiskinan juga berkurang 0,95%, dari 9,35% menjadi 8,40%, dengan kemiskinan ekstrem turun menjadi 0,49%.

“Serapan tenaga kerja akan terus bertambah, karena sebagian besar industri padat karya, sehingga pengangguran akan berkurang,” katanya.

Untuk mendukung hal ini, Pemprov Jateng berusaha menarik investasi dalam dan luar negeri. Ini didasarkan pada jaminan perizinan yang mudah, keamanan wilayah, tenaga kerja yang kompetitif, dan penambahan kawasan industri di berbagai daerah. Hingga kuartal III 2025, realisasi investasi di Jawa Tengah sudah mencapai Rp 57 triliun, dengan 65% berasal dari penanaman modal asing (PMA).

“Hal ini akan memperkuat ekonomi Jawa Tengah,” tuturnya.

Dalam acara tersebut, Luthfi juga menerima penghargaan Dharma Arthapraja Utama atas dukungannya dalam pengembangan KEK Kendal. Selain itu, terdapat penandatanganan kerja sama antara Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dengan lima perusahaan, yaitu PT Royal Regent Indonesia, PT Polygroup Manufactur Indonesia, PT Borine Technology Indonesia, PT Sakura Indonesia, dan PT Eclat Textile. Kerja sama ini bertujuan untuk mengaitkan pelaku usaha dengan dunia pendidikan dan pelatihan kerja di Jawa Tengah.

Peningkatan ekonomi melalui kawasan industri dan ekonomi khusus bukan hanya menguntungkan investor, tetapi juga meningkatkan laju absorbansi tenaga kerja dan mendorong pembangunan daerah. Contohnya, Jawa Tengah berhasil menarik investasi besar dengan pendekatan terstruktur dan kerjasama antardinas yang efektif. Model ini bisa dijadikan referensi oleh daerah lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan