Sektor Hilirisasi Diklaim Potensi Menyumbangkan Rp 10.245 Triliun Penerimaan Negara

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM telah menentukan empat bidang hilirisasi sebagai prioritas, yaitu industri mineral dan batu bara (minerba), sektor minyak dan gas bumi, perikanan serta kelautan, dan perkebunan dan kehutanan. Direktur Strategi dan Tata Kelola Hilirisasi, Ahmad Faisal Suralaga, menjelaskan bahwa keempat sektor ini dipilih karena bisa menghasilkan 28 jenis komoditas yang berfokus pada ekspor, penggantian impor, dan peningkatan nilai tambah dalam negeri. Selain itu, sektor-sektor ini menawarkan peluang investasi yang sangat besar, mencapai US$ 618,1 miliar atau sekitar Rp 10.245,62 triliun, serta mampu menghasilkan pekerjaan baru untuk 3 juta orang.

Ahmad menambahkan bahwa penerapan hilirisasi di bidang tersebut akan menciptakan kesempatan investasi senilai US$ 618 miliar dan menambah tenaga kerja lebih dari 3 juta pekerja. Pada Minerba Convex 2025 di Jakarta Convention Center, Rabu (15/10/2025), dia mengungkapkan berbagai detail mengenai potensi investasi di setiap sektor. Secara spesifik, sektor mineral dan batu bara memiliki potensi investasi terbesar, yakni US$ 498,4 miliar atau Rp 8.261,47 triliun. Sementara potensi investasi di sektor minyak dan gas sebesar US$ 68,3 miliar atau Rp 1.132,14 triliun, perikanan dan kelautan US$ 15,3 miliar atau Rp 253,61 triliun, serta perkebunan dan kehutanan US$ 36,1 miliar atau Rp 598,39 triliun.

Jika hilirisasi di empat sektor ini berhasil dilaksanakan, Indonesia dapat meningkatkan ekspor hingga US$ 857,6 miliar atau Rp 14.215,57 triliun. Selain itu, nilai tambah ekonomi yang dihasilkan diperkirakan mencapai US$ 235,9 miliar atau Rp 3.910,27 triliun. Ahmad menyatakan bahwa strategi yang dikembangkan saat ini memfokuskan pada pembangunan ekosistem hilirisasi, sehingga nilai tambah tetap terintegrasi dalam negeri. Sebagai contoh, dia menyebutkan ekosistem baterai kendaraan listrik yang meliputi proses dari pertambangan hingga daur ulang baterai, di mana Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ekosistem lengkap dalam bidang tersebut.

Hilirisasi sektor-sektor strategis ini bukan hanya akan menaikan pendapatan negara melalui ekspor dan nilai tambah, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan adanya investasi besar dan pembuatan lapangan kerja baru, Indonesia bisa lebih kuat dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan industri hilirisasi juga akan mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan daya saing produk lokal.

Indonesia memiliki kesempatan emas untuk mengembangkan industri hilirisasi yang berkelanjutan. Dengan dukungan dari investasi dan inovasi teknologi, negara ini dapat menjadi pemain utama di pasar global. Langkah-langkah yang telah diambil menunjukkan komitmen serius dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui nilai tambah dalam negeri.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan