"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dorong Petani Bertanding dalam Lomba Panen Padi dengan Target 10 Ton per Hektar"

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjukan dukungan penuh terhadap ajang perlombaan panen padi yang bertujuan mencapai hasil 10 ton per hektare, diinisiasi oleh PT Saprotan Utama Nusantara. Inisiatif ini diharapkan bisa menjadi langkah nyata dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan mengukuhkan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional.

Markus Wibowo, Direktur Utama PT Saprotan Utama Nusantara, menjelaskan bahwa lomba penanaman padi gabah kering (GKP) yang digelar di Wonosalam, Demak, dirancang untuk mendorong produktivitas petani melalui bimbingan teknis yang komprehensif. Dalam ajang ini, sekitar 105 petani berpartisipasi, dengan sekitar 30% di antaranya berhasil meraih target panen lebih dari 10 ton per hektare.

Dari hasil lomba tersebut, tiga petani berhasil mencapai prestasi panen hingga 14 ton per hektare, sementara 35 petani lainnya meraih hasil antara 10 hingga 13 ton per hektare. Markus menyembuhkan harapan bahwa metode yang diajarkan dalam lomba ini dapat diterapkan secara berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya. Dengan pendampingan lanjutan, Demak dapat berkembang menjadi salah satu lokasi produksi pangan utama di Jawa Tengah.

Lahan sawah di Demak yang seluas 130.000 hingga 150.000 hektare memiliki potensi besar untuk menjadi sumber beras utama di provinsi tersebut, terutama jika rata-rata panen tiap musim tanam mencapai 10 ton per hektare. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menggaris bawahi bahwa alih fungsi lahan pertanian menjadi tantangan utama dalam upaya menuju swasembada pangan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Taj Yasin menekankan pentingnya strategi dan kerja sama antar pihak untuk meningkatkan produktivitas padi. Ini melibatkan perbaikan infrastruktur irigasi, penerapan teknologi pertanian modern, pengoptimalan teknik penanaman, serta pengendalian hama secara berkelanjutan. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta agar hasil panen bisa terus ditingkatkan.

Selain itu, Taj Yasin juga berharap pemanfaatan teknologi pertanian dapat membantu menurunkan biaya produksi petani sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Inovasi dalam pertanian bukan hanya untuk membesarkan hasil, tetapi juga untuk menjamin kesinambungan dan kesejahteraan para petani.

Dalam era digital dan teknologi yang semakin canggih, petani di Jawa Tengah kini memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan produktivitas melalui aplikasi dan alat yang didukung oleh data. Studi kasus dari beberapa daerah di Jawa Tengah menunjukkan bahwa penggunanan teknologi presisi dalam pertanian dapat meningkatkan hasil panen hingga 20% dibandingkan metode konvensional. Dengan demikian, dukungan teknis dan kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci sukses dalam mewujudkan swasembada pangan di masa depan.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Jawa Tengah tidak hanya bisa menjadi sentral produksi pangan utama di Indonesia, tetapi juga sebagai contoh bagi daerah lain dalam mengemban peran penting dalam stabilitas pangan nasional. Ketetapan untuk terus berinovasi dan berkolaborasi akan menjadi fondasi kuat menuju kemandirian pangan yang berkelanjutan.

Ini adalah bukti bahwa dengan kerja sama dan komitmen yang kuat, petani Indonesia dapat mencapai hasil panen yang lebih baik, sehingga tidak hanya memperkuat pangan nasional, tetapi juga menciptakan masyarakat pertanian yang lebih sejahtera.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan