Mahasiswa FKUI Kampanyekan Bahaya Polusi dan Makanan Terhadap Kesehatan Saraf

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sekelompok mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) telah meluncurkan inisiatif bernama SHINE: Supporting Health Initiatives Against Neurotoxic Diseases. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak polutan lingkungan dan pangan terhadap kesehatan saraf.

Gerakan ini dimulai oleh Kayla Rafa, mahasiswi semester tiga di FKUI, yang memiliki minat tinggi terhadap isu-isu lingkungan dan pangan yang dapat memengaruhi sistem saraf. “Neurotoxic diseases meliputi berbagai masalah, tetapi aku lebih fokus pada dua hal utama: polusi lingkungan dan kontaminasi pangan,” ujarnya dalam wawancara dengan Thecuy.com, Rabu (15/10/2025).

Polusi udara, misalnya, berasal dari pabrik industri yang melepaskan berbagai zat kimia berbahaya. Sedangkan kontaminasi pangan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti bakteri atau pestisida yang digunakan pada sayuran dan buah-buahan agar lebih awet. Kayla mengungkapkan bahwa gerakannya berhasil menarik perhatian dari remaja sehingga tidak hanya mahasiswa FKUI yang ikut berpartisipasi, tetapi juga dari fakultas lain. “Kegiatan offline biasanya diikuti oleh 20 orang atau lebih, dengan peserta yang beragam,” jelasnya.

Bersama teman-temannya dan bekerjasama dengan organisasi pemuda ‘Padapemoeda’, Kayla merencanakan berbagai kegiatan sosial-edukatif yang berlangsung dari 5-12 Oktober 2025. Kegiatan tersebut mencakup pemeriksaan kesehatan, edukasi publik, kegiatan kebersihan pantai, dan kunjungan ke panti asuhan. “Masyarakat masih kurang sadar akan dampak serius dari polutan. Polusi udara dan makanan yang terkontaminasi bisa merusak perkembangan otak anak, menurunkan IQ, dan menyebabkan gangguan bicara,” katanya. “Pada dewasa, paparan berkelanjutan dapat menyebabkan gangguan kognitif, penurunan fungsi ingatan, dan gangguan tidur.”

Di samping itu, Kayla dan timnya juga melakukan kegiatan membersihkan pantai Tanjung Pasir, Tangerang. Dalam kegiatan ini, mereka menyisihkan sampah plastik, sampah industri rumah tangga, dan bahkan pakaian bekas. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat setempat tentang bahaya mikroplastik dan paparan zat merkuri pada ikan. “Ikan mudah terpapar merkuri, terutama jenis ikan berukuran besar seperti tuna,” jelasnya. “Mikroplastik di laut juga menjadi masalah, karena kita tidak tahu isi dari plastik kecil itu. Akhirnya, zat-zat beracun tersebut masuk ke tubuh dan dapat merusak kesehatan.”

Kegiatan berakhir pada 12 Oktober 2025 dengan kunjungan ke Panti Asuhan AlAndalusia, di mana para mahasiswi melakukan pemeriksaan kesehatan saraf dasar seperti refleks dan tanda vital. Mereka juga memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga pola makan sehat dan menghindari bahan pangan berisiko neurotoksik. “Harapannya, tidak hanya saya yang merasakan manfaat dari kampanye ini, tetapi semua orang bisa merasakan bahwa ada banyak orang yang peduli,” ungkap Kayla.

Inisiatif seperti ini sangat penting karena masalah polusi dan kontaminasi pangan terus meningkat. Data menunjukkan bahwa hampir 90% populasi dunia terpapar zat beracun dari lingkungan setiap hari, dan ini bisa menurunkan kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Studi terbaru juga menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar polutan sejak dini memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kognitif pada masa depan.

Kesadaran masyarakat tentang isu ini masih rendah, tetapi upaya seperti yang dilakukan oleh Kayla dan timnya dapat menjadi langkah awal yang efektif. Dengan edukasi yang tepat dan tindakan nyata, kita bisa meminimalkan dampak negatif polutan terhadap kesehatan saraf. Mari bersama-sama menyadari pentingnya menjaga lingkungan dan memilih makanan yang aman, agar generasi masa depan lebih sehat dan lebih cerdas.

Ayo, jadi bagian dari perubahan!

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan