Kepala BPOM Bertemu RSPPN untuk Menguatkan Kerja Sama dalam Pengawasan dan Pelayanan Kesehatan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman. Kegiatan ini bertujuan untuk menggalakan kerja sama yang lebih erat antara pengawas dan fasilitas kesehatan. Kunjungan tersebut diadakan pada Selasa, 14 Oktober 2025, sebagai tindak lanjut rapat koordinasi yang sebelumnya digelar pada 7 Oktober 2025.

Selama kunjungan, Taruna Ikrar langsung memantau pelayanan di Instalasi Rawat Jalan, gudang farmasi, dan layanan unggulan yang ditawarkan RSPPN Soedirman. Hadir dalam sambutan adalah Kepala RSPPN, Kolonel Ckm, dr Markus Wibowo, bersama tim manajemen dan civitas hospitalia. Menurut Taruna, tujuan kunjungan ini bukan untuk mencari kekurangan, melainkan untuk mengoptimalkan proses perbaikan dan mencapai kualitas pelayanan yang lebih baik.

Kolonel Markus Wibowo menyambut kegiatan ini sebagai langkah penting dalam memperkuat kerjasama antara Kementerian Pertahanan dan BPOM. Ia menambahkan bahwa kehadiran BPOM membantu dalam meningkatkan pemahaman regulasi dan memastikan mutu pelayanan kefarmasian serta distribusi obat di lingkungan militer. Selain itu, BPOM juga berkomitmen untuk mendukung sertifikasi sarana menurut standar global dan pengembangan penelitian berbasis bukti di RSPPN Soedirman.

Taruna Ikrar mengungkapkan harapannya bahwa RSPPN Soedirman dapat menjadi pusat keunggulan dunia, dengan fokus pada pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang memiliki sumber daya profesional. Sebagai rumah sakit kelas A, RSPPN Panglima Besar Soedirman telah mendapatkan akreditasi paripurna dari Kementerian Kesehatan, menunjukkan pemenuhan standar pelayanan kesehatan.

RSPPN Soedirman tidak hanya melayani prajurit dan veteran TNI, tetapi juga masyarakat umum. Dengan dukungan BPOM, rumah sakit ini diharapkan bisa terus meningkatkan kualitas pelayanan dan menjadi referensi di tingkat nasional bahkan internasional.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa sinergi antara regulator dan fasilitas kesehatan dapat meningkatkan efektivitas pengawasan dan kelancaran distribusi obat-obatan. Studi ini juga mengungkapkan bahwa kebijakan kolaboratif seperti ini dapat mengurangi pelanggaran regulasi dan meningkatkan akuntabilitas.

Studi kasus dari rumah sakit lainnya menunjukkan bahwa dukungan teknis dari BPOM membantu meningkatkan efisiensi operasi dan kemampuan dalam penanganan obat-obatan. Infografis terkait menunjukkan bahwa rumah sakit dengan kerja sama erat dengan regulator memiliki tingkat akreditasi yang lebih tinggi.

Penyederhanaan proses regulasi dan pendekatan kolaboratif dapat menjadi kunci dalam mencapai pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dengan akses yang mudah terhadap informasi dan bimbingan teknis, fasilitas kesehatan bisa lebih cepat merespon perubahan regulasi dan meningkatkan standar mutunya.

Kesimpulan: Kerjasama antara BPOM dan RSPPN Soedirman bukan hanya langkah strategis, tetapi juga langkah mutakhir dalam mengejar keunggulan pelayanan kesehatan. Dengan dukungan yang kuat, kualitas layanan di rumah sakit ini dapat diharapkan terus meningkat, menjadi inspirasi bagi fasilitas kesehatan lain.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page