Kemarahan yang Tidak Bisa Dicapai

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menurut Mukhamad Misbakhun, Ketua Komisi XI DPR, tujuan pertumbuhan ekonomi 8% yang diusung Presiden Prabowo Subianto dalam masa jabatan 2024-2029 sebenarnya realistis. Hal ini didasarkan pada sejarah Indonesia yang pernah meraih angka pertumbuhan yang sama, meskipun pada periode ketika situasi ekonomi jauh lebih rumit.

Misbakhun menjelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan tersebut, pentingnya dukungan dari kebijakan fiskal dan moneter yang terkoordinasi dengan baik. Pemerintah harus mampu menyatukan sektor keuangan dan industri untuk menghasilkan dampak positif. Kebijakan fiskal, seperti pembiayaan pemerintah dan program sosial, berperan penting dalam membangun kepercayaan publik.

Selain itu, Misbakhun menekankan bahwa industri keuangan dan sektor nyata perlu bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan melalui penyaluran kredit dan aktivitas bisnis. Indonesia juga memiliki keunggulan berupa sumber daya alam yang luas, seperti nikel, batubara, sawit, emas, timah, karet, dan mineral tanah jarang. Potensi ini akan semakin teroptimalkan melalui hilirisasi, yaitu proyek investasi yang membuat industri asing bekerja sama dengan Indonesia untuk menambah nilai tambah produk.

Misbakhun mengungkapkan optimismenya terhadap target pertumbuhan ekonomi 8%, dengan alasan bahwa pembangunan dari sumber daya alam dan kerjasama internasional akan menjadi kunci sukses. Dia yakin bahwa dengan strategi yang tepat, angka pertumbuhan tersebut dapat diwujudkan.

Terbaru, studi menunjukkan bahwa negara-negara dengan sumber daya alam yang sama dengan Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi melalui hilirisasi. Misalnya, Norwegia mengolah minyak dan gas alamnya menjadi produk industri lanjutan, sementara Australia memanfaatkan bijih besi untuk industri baja. Hal ini membuktikan bahwa strategi hilirisasi efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebuah kasus dari Indonesia sendiri, seperti pengembangan industri nikel menjadi bahan baterai untuk industri otomobil listrik, menunjukkan potensi besar. Dengan investasi asing yang terus datang, Indonesia dapat menjadi pusat produksi global. Hal ini mengharuskan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan fokus pada nilai tambah, bukan hanya eksport mentah.

Jika negara mampu mengoptimalkan sumber dayanya dengan bijak, pertumbuhan ekonomi 8% tidak hanya wujud, tetapi bisa dipertahankan pada jangka panjang.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan