China Menuduh Trump Membongkar Badai Perang Dagang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin memanas. Kedua negara tersebut telah memasang tarif impor dan memperketat kontrol ekspor produk strategis sebagai bentuk balasan mutua untuk mengendali ekonomi satu sama lain.

Menurut laporan CNN pada Rabu (15/10/2025), ketegangan ini mulai tampak setelah China mengatur pembatasan ekspor logam tanah jarang secara luas pada Kamis (9/10) sebelumnya. Sebagai tanggapan, Presiden Donald Trump mengkritik langkah China sebagai tanda agresi dan langsung mengancam akan menaikkan tarif impor hingga 100% untuk produk China pada Jumat (10/10).

Sementara itu, pihak Beijing mengklaim bahwa ekspansi pembatasan oleh AS terhadap perusahaan China merupakan penyebab utama peningkatan ketegangan. Hal ini memaksa mereka untuk memperketat ekspor mineral-mineral penting yang digunakan dalam produksi elektronik, kendaraan, dan semikonduktor.

Meskipun penyebab pasti eskalasi perang dagang ini belum dapat dipastikan, tindakan AS dan China telah menggoyahkan pasar global dan menimbulkan ketidakpastian ekonomi. Ketegangan ini juga berpotensi menghambat upaya negosiasi antara kedua negara yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.

Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa mereka tetap terbuka untuk melakukan dialog, Namun, mereka juga mengatakan bahwa perundingan akan menjadi sangat sulit jika AS terus mengancam dengan tindakan baru.

Para ahli dan analis China menegaskan bahwa sebagian besar eskalasi saat ini dapat dicegah jika pemerintahan Trump tidak menambah pembatasan pada akhir September, yang meliputi banyak entitas China dalam daftar kontrol ekspornya.

Profesor hubungan internasional di Universitas Renmin dan penasihat pemerintah, Jin Canrong, menilai bahwa setiap tindakan Beijing hanya merupakan tanggapan terhadap serangkaian kebijakan yang dikeluarkan oleh Washington.

“Setelah menyerang China, AS kini berpura-pura tidak bersalah dan bahkan mencoba berperan sebagai korban,” tulisnya di media sosial Tiongkok, Weibo, pada Sabtu (11/10).

Warung dagang global kini menghadap tantangan besar. Ketegangan antara AS dan China tidak hanya membahayakan stabilitas ekonomi, tetapi juga berpotensi mengganggu rantai pasok global. Investor dan perusahaan harus siap menghadapi kemungkinan fluktuasi pasar yang lebih tinggi di masa depan. Solusi yang cerdas dan kolaboratif diantara kedua negara diperlukan untuk mengurangi risiko yang lebih besar.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan