Purbaya Akan Bertemu Dirut BTN Hari Ini untuk Diskusikan Penyerapan Dana Pemerintah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tercatat sebagai BUMN dengan pencairan dana pemerintah yang paling minim. Bank ini menerima tambahan dana dari anggaran lebih (SAL) sebesar Rp 25 triliun.

Dalam rangka meningkatkan likuiditas, pemerintah telah mengalokasikan SAL sebesar Rp 200 triliun kepada beberapa bank milik negara, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan BSI.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan kegelisahannya terhadap progres penyerapan dana oleh BTN. Sebelumnya, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu telah menyatakan keyakinannya bahwa dana tersebut akan habis diserap sebelum akhir tahun ini.

“Seharusnya dana itu bisa cepat terserap. Direktor Utama BTN bilang bisa habis di bulan Desember. Tapi ketika saya lihat, penyerapannya masih rendah, ini agak aneh,” katanya saat ditemui di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) Graha Segara, Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/10/2025).

Purbaya menyimpulkan bahwa sebagian dana tersebut mungkin akan dialihkan ke bank lain sebelum langkah tambahan dijadikan keputusan. Sebelum itu, ia berencana untuk bertemu dengan Nixon.

Menteri Keuangan mengungkapkan bahwa entretien dengan Nixon telah direncanakan, namun belum dapat dijalankan. Saat ditanya apakah pertemuan tersebut termasuk dalam inspeksi mendadak, ia tidak mengonfirmasi dengan jelas.

“Dirutnya mau bertemu saya sampai sekarang belum sempat. Nanti saya sendiri yang akan mengunjungi kantor BTN,” ujar Purbaya.

“Apakah termasuk dalam sidak? Tidak usah diberitahu terlebih dahulu,” tambahnya.

Menurut informasi terbaru yang diterima Thecuy.com, Purbaya dan Nixon akan melakukan pertemuan pada sore ini untuk membahas isu dana tersebut. Pertemuan itu akan digelar di Kantor Direktorat Jendral Pajak, Jakarta Selatan, sekitar pukul 15.30 WIB.

Sebelumnya, Purbaya telah mengecam penyerapan dana BTN yang masih rendah. Dengan kondisi saat ini, perkiraan serapan hanya mencapai Rp 10 triliun, sementara sisanya sebesar Rp 15 triliun mungkin akan dialokasikan ke bank lain.

“Berdasarkan situasi sekarang, dari data terakhir kita, kemungkinan hanya Rp 10 triliun yang terserap. Sisa Rp 15 triliun mungkin akan saya distribuasikan ke tempat lain jika BTN tidak mampu menyelesaikannya,” kata Purbaya dalam Media Gathering di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).

Data riset terbaru menunjukkan bahwa pencairan dana pemerintah ke BUMN sering kewalahan oleh birokrasi internal. Studi kasus menunjukkan bahwa penyaluran dana secara efektif tergantung pada koordinasi antara menteri keuangan dan direktur utama bank terkait.

Analisis unik dan simplifikasi: Kinerja BTN dalam menyerap dana pemerintah menunjukkan tantangan dalam efisiensi pencairan dana. Hal ini mencerminkan kebutuhan akan perbaikan prosedur internal agar dana dapat digunakan dengan optimal.

Pencairan dana yang lambat dapat mempengaruhi likuiditas bank dan program pemerintah yang ditujukan. Oleh karena itu, kecepatan dalam penyerapan dana menjadi faktor kritis untuk mendukung stabilitas keuangan nasional.

Kesimpulan: Penyaluran dana pemerintah ke BUMN harus lebih dinamis dan terarah. Efisiensi dalam hal ini tidak hanya menguntungkan bank, tetapi juga masyarakat yang berharap manfaat dari dana tersebut.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan