Aguan PIK 2 Terseret Kontroversi: Dulu Ditetapkan PSN Jokowi, Saat Ini Dibatalkan Prabowo

Proyek pengembangan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tropical Coastland, yang dimiliki oleh Agung Sedayu Grup milik Sugianto Kusuma alias Aguan, telah dikeluarkan dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Keputusan ini diambil oleh Presiden Prabowo Subianto, setelah sebelumnya proyek ini telah ditetapkan sebagai PSN oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Perubahan status proyek tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025, yang mengubah Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021. Aturan baru ini mulai berlaku sejak tanggal 24 September 2025. Dalam peraturan tersebut, PIK 2 Tropical Coastland sudah tidak lagi termasuk dalam daftar PSN, padahal sebelumnya proyek ini terdaftar sebagai salah satu proyek strategis di sektor pariwisata nomor 226, sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2024 di masa kepemimpinan Jokowi.

“Dihapus,” tertera dalam keterangan perubahan daftar PSN di nomor 226, seperti dikutip dari Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025, Senin (13/10/2025). Meski dihapus dari daftar PSN, proyek tersebut masih dapat dilanjutkan, namun tidak lagi mendapatkan kemudahan perizinan dan fasilitas khusus yang diberikan kepada proyek PSN.

Berdasarkan data Thecuy.com, PIK 2 Tropical Coastland direncanakan untuk membangun kawasan wisata ramah lingkungan dengan investasi mencapai Rp 65 triliun. Proyek ini akan mencakup luas wilayah sekitar 1.755 hektare yang berkonsep hijau. PIK 2 mendapatkan status PSN bersama 13 proyek lainnya, termasuk pengembangan Bumi Serpong Damai (BSD), yang merupakan proyek Sinar Mas Land. Keputusan ini diputuskan dalam Rapat Internal di Istana Negara pada 18 Maret 2024, dipimpin oleh Jokowi.

Lokasi proyek PIK 2 berada di sekitar jalur pantai utara Kabupaten Tangerang, Banten. Proyek ini merupakan lanjutan dari pengembangan Kawasan PIK 1 dan Pulau Reklamasi, yakni Golf Island and Ebony, dengan total luas sekitar 1.600 hektare.

Rencana pengembangan PIK 2 meliputi:

1. Eco-park dengan konsep Taman Bhinneka, yang menyoroti keragaman religi dan toleransi di Indonesia.
2. Wisata safari yang dapat diakses umum, lengkap dengan fasilitas pendukung seperti hotel dan restoran.
3. Lapangan golf dengan standar 27 holes, dirancang menurut desain internasional.
4. Wisata mangrove, termasuk safari mangrove dan taman rekreasi keluarga, serta kebun binatang berhabitat mangrove.
5. Sirkuit internasional untuk mencapai segmen pecinta otomotif, dengan rencana lomba berskala nasional dan internasional.
6. Ekowisata yang mencakup resort pesisir, taman terbuka dan tertutup, serta fasilitas berhubungan dengan wisata alam.

Investasi total sementara diperkirakan mencapai Rp 40 triliun, dengan rencana pembangunan dimulai tahun 2024 dan selesai pada tahun 2060. Investasi ini akan didanai oleh pihak swasta, tanpa menggunakan APBN/APBD.

Proyek PIK 2 diharapkan dapat menyerap sekitar 30.000 tenaga kerja baru, mengakomodasikan 10 juta wisatawan domestik dan asing per tahun, serta memberikan kontribusi pajak kepada pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memperkecil kesenjangan pendapatan di seluruh lapisan masyarakat, memerata infrastruktur, dan mendukung tercapainya visi Indonesia Emas pada tahun 2045.

Kesimpulan: Proyek PIK 2 Tropical Coastland menunjukkan potensi besar untuk mengacetatek bisnis pariwisata dan perekonomian daerah. Meski status PSN telah dihapus, proyek ini tetap menjanjikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan sektor parwisata.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page