Studi Harvard: Indonesia Terdaftar di antara Negara Paling Bahagia dan Makmur

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Indonesia berhasil menduduki peringkat utama sebagai negara dengan masyarakat yang paling sejahtera, diikuti oleh Meksiko dan Filipina, menurut Global Flourishing Study yang dirilis pada tahun ini. Flourishing menggambarkan seseorang yang hidup dengan kualitas yang baik, melampaui hanya kebahagiaan pribadi. Hal ini dinilai berdasarkan berbagai aspek, termasuk kesehatan, keamanan finansial, tujuan hidup, dan kualitas hubungan sosial, seperti yang dijelaskan dalam laporan terbaru tersebut.

Laporan ini juga mengungkapkan bahwa beberapa negara dengan tingkat flourishing tinggi tidak termasuk dalam daftar negara paling bahagia di dunia. Studi ini dilakukan oleh Institute for Studies of Religion di Baylor University dan Human Flourishing Program di Harvard University, dengan kerjasama dari Gallup dan Center for Open Science. Penelitian melibatkan 22 negara dan Hong Kong, wilayah administratif khusus China.

Upaya ini bertujuan untuk memberikan gambaran lebih komprehensif tentang kesejahteraan global, kata Dr. Byron Johnson, profesor ilmu sosial di Baylor University dan kontributor utama laporan. Penelitian melibatkan 207.000 responden dari enam benua, menggunakan lebih dari 40 bahasa, mewakili sekitar 64 persen populasi dunia. Meskipun ada beberapa keterbatasan, laporan ini dianggap sebagai sumber informasi yang berharga dalam memahami kesejahteraan global, kata Dr. Felix Cheung, asisten profesor psikologi di University of Toronto.

Para peneliti merencanakan untuk melanjutkan studi ini selama lima tahun ke depan, untuk mengetahui perubahan tingkat flourishing dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah bahwa generasi muda cenderung memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Data menunjukkan bahwa tingkat flourishing meningkat seiring bertambahnya usia, dengan kelompok usia termuda yang melaporkan nilai terendah, kata Dr. Tyler VanderWeele, peneliti utama dari Harvard T.H. Chan School of Public Health. Namun, pola ini tidak berlaku di semua negara. Di Polandia dan Tanzania, anak muda justru menunjukkan tingkat flourishing yang lebih tinggi.

Menurut Dr. Felix Cheung, ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa generasi muda kesulitan mencapai flourishing. Di negara maju, sistem pendidikan dan dunia kerja yang kompetitif bisa meningkatkan stres. Selain itu, banyak orang Amerika merasa peluang mobilitas sosial terbatas, yang menyebabkan frustrasi ketika memasuki dunia kerja.

Penilaian flourishing dilakukan melalui dua pertanyaan untuk setiap dari enam domain utama, yaitu kebahagiaan, kesehatan, makna hidup, karakter, hubungan sosial, dan keamanan finansial. Negara-negara maju dan kaya memang memiliki tingkat keamanan finansial yang lebih tinggi, tetapi tidak unggul dalam aspek makna hidup, hubungan sosial, dan karakter prososial. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana menjalankan pembangunan ekonomi tanpa mengorbankan makna hidup dan hubungan sosial.

Indonesia menduduki peringkat pertama dalam flourishing, diikuti oleh Filipina dan Nigeria, yang tidak termasuk dalam 20 besar negara paling bahagia menurut World Happiness Report. Sebaliknya, Swedia dan Amerika Serikat, yang berada di posisi tinggi dalam laporan kebahagiaan, hanya berada di posisi menengah dalam laporan flourishing.

Meski penelitian lanjutan masih diperlukan, hasil ini menunjukkan bahwa setiap orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya melalui refleksi pribadi. Salah satu cara menilai flourishing adalah dengan menjawab 12 pertanyaan inti. Data juga menunjukkan bahwa kesejahteraan tidak hanya ditemukan di negara-negara maju dengan pendapatan tinggi, tetapi juga di berbagai kondisi. Flourishing tidak hanya tentang kaya atau sukses, tetapi tentang memiliki makna, hubungan, dan rasa syukur yang membuat hidup terasa utuh.

Kesejahteraan bukanlah hanya tentang kaya raya atau sukses materiil, tetapi lebih tentang keberadaan yang penuh makna dan hubungannya dengan sesama. Meskipun tantangan masih ada, langkah-langkah kecil dalam refleksi diri bisa menjadi awal perubahan bagi kehidupan yang lebih bermakna.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan