
Irjen Agus Suryonugroho, Kepala Korlantas Polri, telah memberikan arahan kepada personel lalu lintas untuk memastikan kesiapan sistem Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) dalam penegakan hukum. Ia mengingat perannya sebagai anggota tim teknis E-TLE sejak tahun 2018, saat ia masih bertugas di Kasubditlaka. Peluncuran E-TLE Tahap I untuk 12 polda dilakukan pada 2022, dan saat ini Korlantas Polri telah mampu mengendalikan sistem ini secara nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Irjen Agus mengucapkan terima kasih kepada Dirgakkum dan meminta kerjasama untuk membangun transformasi pendekatan hukum yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
Selain itu, Irjen Agus juga menjabat sebagai Ketua Transformasi Bidang Pelayanan Publik di Tim Reformasi Polri. Ia menyampaikan harapan agar tidak terjadi lagi pungutan liar (pungli) dalam pelayanan lalu lintas. Ia menekankan pentingnya semua jajaran polisi untuk berbenah dan menjadi teladan integritas dalam setiap kebijakan dan pelayanan, termasuk penanganan kecelakaan lalu lintas.
Irjen Agus juga berharap polisi lalu lintas dapat menjadi pengayom, pelindung, dan pelayanan masyarakat yang baik, baik saat ini maupun di masa depan. Dia menyoroti bahwa Polri saat ini memerlukan kontribusi nyata dari seluruh jajaran untuk memperkuat kepercayaan publik.
“Transformasi digital bukan hanya alat peningkatan hukum, tetapi simbol transformasi pelayanan. Kita harus melayani masyarakat dengan cara yang modern,” katanya. Irjen Agus mengungkapkan harapan besar agar perubahan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Pola pikir dan pelayanan yang modern harus menjadi prioritas utama agar masyarakat bisa merasakan perubahan yang nyata. Saatnya kita berubah dan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.
Transformasi digital dalam pelayanan lalu lintas bukan hanya tentang penggunaan teknologi, tetapi juga tentang pembaharuan sistem dan budaya kerja. Studi kasus sukses dari negara lain menunjukkan bahwa pengintegrasian teknologi dengan pelayanan yang transparan dapat menyederhanakan proses dan mengurangi korupsi. Misalnya, penggunaan kamera surveilans dan sistem tiket elektronik di beberapa kota telah mengurangi insiden pelanggaran lalu lintas dan meningkatkan keteraturan.
Dalam upaya mengembangkan sistem E-TLE, pihak berwenang perlu melibatkan berbagai stakeholder, termasuk masyarakat, untuk memastikan implementasi yang efektif. Kebijakan yang jelas dan konsisten diperlukan agar transformasi ini berhasil. Selain itu, pelatihan teratur bagi petugas lalu lintas tentang pengoperasian sistem digital juga sangat penting.
Kesimpulan. Transformasi digital dalam pelayanan lalu lintas bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang pemikiran dan pelayanan yang lebih baik. Saatnya kita bangkit dan memastikan bahwa setiap upaya perubahan ini dapat dirasakan oleh masyarakat. Marilah kita bersama-sama membangun sistem yang lebih adil, transparan, dan efisien.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.