Bitcoin Turun Akibat Kebijakan Trump, Apakah Saatnya Beli?

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Harga bitcoin mengalami penurunan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencananya untuk meningkatkan tarif impor terhadap produk-produk dari China. Dalam waktu satu jam, nilai bitcoin turun hingga mencapai angka US$ 105.000, kemudian kembali melonjak ke atas US$ 111.000.

Menurut CoinGlass, dalam waktu kurang dari enam puluh menit, lebih dari US$ 8 miliar dari posisi long telah dikurangi, termasuk bitcoin senilai US$ 1,83 miliar dan ethereum sebesar US$ 1,68 miliar. Total nilai pasar kripto menyusut sekitar 13%, menurun menjadi US$ 3,78 triliun.

Koreksi harga bitcoin menunjukkan bahwa aset digital ini responsif terhadap peristiwa geopolitik serta sentimen risiko di level global.

Antony Kusuma, Vice President Indodax, menjelaskan, “Bitcoin sering dianggap sebagai salah satu aset yang dapat melindungi dari ketidakstabilan monetaris, namun dalam kondisi ekstrem, performanya mirip dengan aset berisiko tinggi. Pasar global yang tidak stabil, likuiditas yang minim, serta aksi jual massal pada posisi leveraged membuat harga bitcoin turun dengan cepat, sebelum kemudian diikuti oleh aksi beli otomatis.” Ucapannya tercatat pada Minggu, 12 Oktober 2025.

Ia menambahkan, situasi ini membuktikan bahwa para investor kripto harus memahami konteks makro. “Investor tidak hanya harus melihat harga saat ini. Koreksi seperti ini bukan menunjukkan kelemahan fundamental bitcoin, melainkan reaksi pasar terhadap pemicu geopolitik dan risiko ekonomi besar-besaran. Mereka yang memiliki visi jangka panjang dapat memanfaatkan volatilitas ini untuk membangun posisi investasi yang lebih strategis,” ungkap Antony.

Antony juga menguatkan bahwa, meski pasar kripto saat ini mengalami gejolak, prospek jangka menengah untuk bitcoin tetap positif. Menurutnya, masih ada kemungkinan nilai bitcoin akan menguat.

“Jika ketegangan antara Amerika Serikat dan China membaik atau muncul pembicaraan baru, bitcoin bisa konsolidasi di kisaran US$ 112.000 hingga US$ 118.000. Namun jika isu perdagangan terus menjadi isu utama, nilai bitcoin mungkin akan bergerak antara US$ 105.000 hingga US$ 120.000. Jika harga turun di bawah US$ 105.000, itulah saatnya bagi investor jangka panjang untuk bertindak,” katanya.

Ia juga menekankan, keadaan volatilitas global menjadi kesempatan bagi investor untuk memperkuat disiplin dan strategi manajemen portofolio. “Pasar yang sehat bukan hanya tentang naik, tetapi juga tentang tahan dalam kondisi geografik yang tidak stabil. Mereka yang memahami mekanisme likuidasi, level dukungan psikologis, dan dinamika pasar global akan menemukan peluang yang tidak diketahui saat sebagian investor panik.” Demikian kata Antony.

Bitcoin telah lama dikenal sebagai aset yang memiliki kemampuan untuk melindungi nilai dari inflasi dan ketidakstabilan ekonomi. Namun, kenaikan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump mengakibatkan ketidakstabilan pasar yang lebih besar. Investor harus memperhatikan perubahan-perubahan tersebut dan mengadaptasi strategi investasi mereka. Dengan memahami faktor-faktor makro, mereka dapat memanfaatkan volatilitas pasar untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan