Peningkatan Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia Masih Rendah Berdasarkan Data Terbaru

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia telah meraih angka 92,74%. Namun, pengetahuan masyarakat tentang keuangan, atau literasi keuangan, masih berada di angka 66,64%, yang menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan sebesar 26,1%. Hal ini menjadi tantangan utama yang perlu ditangani segera menurutnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) tahun 2025, yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10 Oktober 2025).

Para pejabat pemerintah akan meningkatkan upaya dalam mengembangkan literasi dan inklusi keuangan menurut arahan Presiden Prabowo Subianto, yang juga memimpin Dewan Nasional Keuangan Inklusif. Presiden menginginkan akselerasi kepemilikan rekening bagi setiap keluarga agar semua program pemerintah dapat tercapai dengan tepat sasaran.

Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) telah berusaha aktif dengan menjangkau 16,9 juta peserta. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), yang telah berhasil mendaftarkan 58,32 juta rekening, atau 87,75% dari target. Niagara ini diharapkan dapat berdampak positif pada programpsz lain seperti program makan bergizi gratis yang ditujukan untuk penguatan sumber daya manusia sejak dini.

Data terbaru menunjukkan bahwa literasi keuangan masih menjadi hambatan utama bagi masyarakat untuk memanfaatkan layanan keuangan yang tersedia. Studi kasus di beberapa daerah menunjukkan bahwa pendidikan keuangan yang jelas dan mudah dipahami dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam produk keuangan. Sebuah infografis yang dirilis oleh OJK menunjukkan bahwa edukasi keuangan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat lokal dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya manajemen uang.

Untuk menjaga kesinambungan perkembangan keuangan di Indonesia, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus berkolaborasi. Investasi dalam pendidikan keuangan bukan hanya tentang membuka rekening, tetapi juga membangun kesadaran yang kuat tentang pentingnya pengelolaan uang yang bijak. Semua upaya yang dilakukan saat ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.

Masyarakat diharapkan untuk lebih proaktif dalam mengembangkan pengetahuan keuangan mereka. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya akan memiliki ratarata warga dengan akses ke layanan keuangan, tetapi juga dengan kemampuan untuk menggunakannya dengan bijak. Dalam upaya ini, setiap langkah kecil akan membawa perubahan yang signifikan bagi masa depan ekonomi nasional.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan