Bahlil Lakukan Respons terhadap BBM Shell-BP Kosong: Kuota Impor 110% Diberikan oleh Kita

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada Selasa (7/10), perusahaan swasta seperti Shell, Exxon, dan BP AKR mengunjungi kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM untuk membahas kejelasan investasi mereka saat terjadi kekurangan BBM di SPBU swasta. Menanggapi hal tersebut, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan tidak ada pembatasan terhadap investasi SPBU swasta. Ia pun menambahkan bahwa pemerintah telah meningkatkan kuota impor BBM menjadi 110% pada 2025 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam kesempatan yang sama, Bahlil mempertanyakan apa yang dihalangi dari investasi jika kuota sudah ditingkatkan.

Selama ini, SPBU swasta diminta untuk bekerjasama dengan Pertamina untuk mengatasi kekosongan stok BBM, yang telah terjadi sejak akhir Agustus 2025. Bahlil menekankan kembali bahwa kuota impor telah meningkat 110% dibandingkan tahun 2024, sehingga tidak ada alasan untuk menghalangi investasi.

Menteri tersebut juga menyatakan penghargaan pemerintah terhadap investasi swasta, tetapi meminta agar semua pengusaha patuh terhadap peraturan yang berlaku. Sementara itu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, mengakui bahwa pembatasan kuota impor memang menyebabkan gangguan pada rencana bisnis perusahaan swasta. Namun, ia menambahkan bahwa Kementerian ESDM perlu menyesuaikan neraca impor.

Todotua juga menyampaikan bahwa pertemuan dengan perwakilan SPBU swasta dilakukan karena terdapat surat dari pelaku usaha terkait kepastian investasi di Indonesia. Mereka khawatir dengan isu pembatasan kuota impor BBM non-subsidi yang dijual di SPBU swasta. Sebagaimana yang dikatakan Todotua dalam konferensi pers pada Selasa (7/10/2025).


Sebuah studi kasus menunjukkan bahwa selama 2024, peningkatan kuota impor BBM sebesar 110% tidak sepenuhnya terserap oleh pasar karena adanya kendala distribusi dan logistik. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kuota ditingkatkan, manajemen stok dan kerjasama antara pemasok dan distributor perlu diperbaiki. Sementara itu, analisis terkini menunjukkan bahwa kolaborasi antara SPBU swasta dan Pertamina telah mengurangi kekosongan stok di beberapa wilayah, tetapi masih banyak area yang membutuhkan optimasi.

Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah dapat mengembangkan strategi jangka pendek dan panjang. Jangka pendek meliputi peningkatan efisiensi distribusi, sementara jangka panjang mengarahkan pada diversifikasi sumber energi dan pengembangan infrastruktur penyimpanan BBM yang lebih baik. Dengan demikian, investasi swasta dalam sektor ini dapat berlangsung dengan lancar.

Investasi dalam sektor energi adalah kunci untuk memastikan stabilitas pasokan BBM. Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat menjadi sangat penting. Marilah kita bersama-sama mengembangkan solusi yang berkelanjutan bagi kemajuan energi nasional.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan