Penggabungan Pelita-Garuda Diusut oleh DPR, Ketua Danareksa: Tak Akan Memengaruhi Kinerja

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Komisi VI DPR RI menolak rencana penggabungan antara anak perusahaan PT Pertamina (Persero), Pelita Air, dengan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) karena pengabungan tersebut diperkirakan akan menurunkan kinerja Pelita Air. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa reputasi Pelita Air juga akan terganggu.

Menanggapiáról, Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria, memastikan bahwa penggabungan ini tidak akan mempengaruhi kinerja Pelita Air. Ia juga melihat kritik dari DPR sebagai pembelajaran bagi perusahaan BUMN mengenai konsolidasi bisnis maskapai.

“Komisi VI DPR telah mengingatkan kami supaya proses merger tidak menurunkan kualitas Pelita Indonesia. Ini menjadi perhatian utama agar konsolidasi tidak mengganggu kinerja maskapai,” kata Dony kepada wartawan di JICC Senayan, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Selanjutnya, Dony menjelaskan bahwa tujuan penggabungan ini adalah untuk memindahkan bisnis maskapai dari Pertamina. Hal ini dilakukan agar Pertamina dapat lebih fokus pada industri minyak dan gas yang merupakan bisnis inti perusahaan tersebut.

“Dalam konsolidasi ini, bisnis maskapai akan diambil alih oleh Garuda Indonesia. Sementara bisnis hotel akan diserahkan kepada Hotel Indonesia Nature, dan bisnis rumah sakit juga akan dikeluarkan. Demikian hingga perusahaan kita dapat lebih fokus pada bisnis utama masing-masing,” sambungnya.

Sebelumnya, rencana penggabungan antara Garuda Indonesia dan Pelita Air mendapat kritik dari Komisi VI DPR RI. Salah satunya, Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, khawatir dengan dampak buruk yang mungkin terjadi pada kinerja Pelita Air.

Mufti menganggap kinerja Pelita Air sudah bagus dan menjadi banggan. Ia takut penggabungan dengan Garuda akan merusak reputasi maskapai ini.

“Saya sangat tidak setuju dengan penggabungan Pelita Air dengan Garuda. Ketika terdesak, kami tidak percaya pada Garuda. Pelayanan Pelita Air tepat waktu dan bersih. Jangan membahayakan Pelita Air yang sudah menjadi maskapai kebanggaan, karena adanya virus budaya kerja Garuda yang amburadul,” tegas Mufti dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Gerindra, Kawendra Lukistian, memberikan catatan terhadap rencana penggabungan. Ia meminta Garuda Indonesia untuk memberikan jaminan bahwa merger ini tidak akan merusak Pelita Air.

“Saya tidak akan membahas tentang setuju atau tidak, tapi arahan Presiden kami dukung penuh. Walaupun Pelita Air bergabung dengan Garuda, harap memberikan keyakinan bahwa kinerja tidak terpengaruh oleh budaya kerja yang kurang bagus. Garuda harus bertransformasi menjadi lebih baik,” ujar Kawendra.

Rencananya, merger antara Pelita Air dan Garuda Indonesia sebenarnya direncanakan untuk mengoptimalkan operasional dan fokus bisnis masing-masing perusahaan. Namun, kritik dari berbagai pihak menunjukkan bahwa masih ada tantangan yang perlu diatasi. Penting bagi Garuda untuk membuktikan bahwa mereka mampu menjaga kualitas Pelita Air sementara mengelola perubahan budaya secara efektif. Hanya dengan demikian, penggabungan ini dapat menjadi langkah positif bagi kedua maskapai.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan