PDPI Siap Mendukung Wamenkes Baru dalam Meningkatkan Penanganan TBC

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam kondisi yang sama, pelantikan Benjamin Paulus sebagai wakil menteri kesehatan tambahan mendapat sambutan positif dari Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Tjandra Yoga Aditama. Khususnya, tugas utama yang diembannya adalah mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC).

Ketika melihat riwayat kerja Benjamin Paulus sebagai spesialis paru, Prof. Tjandra merasa yakin bahwa ia sudah memiliki pengalaman dan pemahaman yang baik tentang strategi penanganan TBC. Penyakit ini memerlukan perhatian khusus karena Indonesia merupakan negara dengan kasus TBC terbesar kedua di dunia. Menurut data global WHO Report 2025, sekitar 10% pasien TBC di seluruh dunia berasal dari Indonesia.

“Artinya, dari setiap sepuluh orang pasien TBC di dunia, salah satunya berasal dari Indonesia,” kata Prof. Tjandra dalam keterangan yang disampaikan ke Thecuy.com, Kamis (9/10/2025).

Untuk itu, pemerintah diharapkan fokus pada rencananya untuk menghapus kasus TBC hingga tahun 2030, sesuai dengan Peraturan Presiden 67 tahun 2021. Selain itu, ada juga target Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diinisiasi Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. “Selain itu, ada juga tujuan Sustainable Development Goals (SDG) untuk mengakhiri epidemi TBC di tingkat global pada tahun yang sama. Sebagai bagian dari dunia, Indonesia harus aktif berpartisipasi dalam mencapai target ini,” ujarnya.

Menurut Prof. Tjandra, jika pemerintah mengikuti pedoman WHO, terdapat lima kegiatan utama dalam program penanganan TBC, yaitu pencegahan, skrining, diagnosis, pengobatan, dan keadaan khusus. Baru-baru ini, WHO juga menerbitkan publikasi tentang peran gizi dalam pengendalian TBC, yang bisa dikaitkan dengan dua program unggulan Presiden, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) dan penanganan tuberkulosis.

Program ini membutuhkan kerja sama antar sektor, termasuk partisipasi organisasi profesi. “Tentu saja, ini memerlukan upaya keras dan dukungan dari masyarakat serta organisasi profesi. Kami dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) siap memberikan dukungan penuh,” tutupnya.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa upaya penanganan TBC di Indonesia masih memiliki tantangan, terutama dalam tingkat kesadaran masyarakat dan akses ke layanan kesehatan. Studi kasus menunjukan bahwa program MBG telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan status gizi pasien TBC, namun masih diperlukan integrasi yang lebih baik antara program-program kesehatan untuk hasil optimal.

Analisis unik dan simplifikasi: Penanganan TBC tidak hanya tentang pengobatan medis, tetapi juga melibatkan aspek gizi dan dukungan sosial. Kerja sama antar sektor dan partisipasi aktif masyarakat adalah kunci sukses dalam mencapai target eliminasi TBC di 2030.

Kesimpulan: Menghadapi tantangan TBC butuh kerjasama yang kuat dari semua pihak. Dengan dukungan yang tepat dan strategi yang terarah, Indonesia bisa menjadi contoh sukses dalam mengatasi penyakit ini. Mari kita berperan aktif dalam upaya ini, karena setiap langkah kecil dapat membawa perubahan besar.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan