Konten viral terkait Rp 10 ribu yang dipegang istri untuk belanja sehari-hari telah memberikan reaksi beragam. Beberapa pihak menyetujui bahwa jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan dasar, seperti tempe dan kangkung. Namun, ada pula yang menganggap nominal tersebut kurang untuk menghidupi sehari-hari, khususnya jika mempertimbangkan pembayaran listrik, gas, dan bahan makanan tambahan.
Perbedaan harga pangan di berbagai wilayah juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Hal ini menjadikan konten tersebut tidak layak dijadikan patokan umum untuk menilai model pengelolaan keuangan istri dalam hal belanja makanan.
Nida Adzilah Auliani, Project Lead for Food Policy Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), mengungkapkan ada dua faktor utama yang memengaruhi keputusan seseorang dalam memilih pangan sehari-hari. Faktor eksternal meliputi ketersediaan pangan, strategi pemasaran produk, dan dampak politik terhadap kenaikan harga. Sementara faktor internal berkaitan dengan preferensi rasa dan daya beli individu.
Menurut Nida, pentingnya tidak terletak pada angka Rp 10 ribu, melainkan pada pemenuhan gizi yang memadai. Indonesia saat ini menghadapi triple burden malnutrition, yang meliputi overweight, underweight, dan hidden hunger. Hal ini menunjukkan tantangan serius dalam memastikan kesembuhan gizi masyarakat.
Kasus hidden hunger, atau kelaparan tersembunyi, terjadi ketika seseorang tidak mendapat asupan vitamin dan mineral yang cukup, meskipun tampak kenyang karena konsumsi karbohidrat yang banyak. Data dari Lancet Reg Health Southeast Asia (2022) menunjukkan bahwa sebagian besar kasus terkait kekurangan zat besi, vitamin A, atau yodium pada anak-anak. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar satu dari tiga orang di dunia mengalami defisiensi mikronutrien.
Oleh karena itu, diutamakan kemampuan untuk memilih pangan dengan bijak, tidak hanya berdasarkan harga. Penting untuk memastikan asupan protein, karbohidrat, dan nutrisi lainnya sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kemampuan ekonomi. Harga pangan yang bervariasi di setiap daerah membuat Rp 10 ribu tidak dapat digunakan sebagai standar belanja makanan yang universal.
Selain itu, setiap keluarga harus memahami kebutuhan gizi unik mereka dan merencanakan belanja dengan bijak untuk memastikan keseimbangan nutrisi. Investasi dalam penyediaan makanan bergizi adalah langkah penting untuk menghindari hidden hunger dan meningkatkan kesejahteraan umum.
Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang, baik dalam hal membeli makanan yang tepat hingga mengelola anggaran rumah tangga. Dengan pemilihan pangan yang bijak, dapat diharapkan secara bertahap masyarakat Indonesia akan lebih sehat dan produktif.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.