Indonesia Men gearup B50, Ekspor CPO Tahun Depan Dijaga 5,3 Juta Ton

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan adanya prediksi penurunan ekspor minyak sawit mentah (CPO) sebesar 5,3 juta ton. Hal ini terkait dengan rencananya mengembangkan B50, yaitu biosolar yang mengandung 50% campuran minyak sawit. Produksi CPO di Indonesia mencapai 46 juta ton, dengan 20 juta ton diolah untuk konsumsi dalam negeri dan sisanya diekspor. Sebagai gantinya, CPO yang tidak diekspor akan dikonversi menjadi bahan bakar hijau.

Andi Amran menambahkan bahwa pemakaian B50 akan membantu Indonesia mengurangi impor bahan bakar solar, sehingga menghemat devisa negara. Selain itu, penurunan ekspor CPO dapat mempengaruhi harga pasar global, yang berpotensi meningkatkan pendapatan negara pada saat harga sawit naik. Namun, jika harga CPO melonjak terlalu tinggi, ada kemungkinan Indonesia akan menurunkan persentase sawit di biosolar untuk mengatasi kenaikan harga produk olahan.

Minister Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia sebelumnya menyatakan bahwa praktek penggunaan B50 akan segera diajukan pada semester II tahun 2026. Uji coba terakhir B50 sedang dilakukan di berbagai mesin, seperti kapal, kereta, dan alat berat, dengan proses yang memerlukan waktu sekitar 6 hingga 8 bulan.

Dengan penerapan B50, Indonesia berharap dapat menghentikan impor solar dan memperkuat posisinya sebagai pengendali pasar minyak sawit global. Keputusan akhir mengenai penerapan B50 akan ditentukan setelah seluruh uji coba selesai.

Transisi ini menandai langkah strategis Indonesia dalam mendorong energi ramah lingkungan dan mengoptimalkan sumber daya alam. Dengan pengembangan biofuel dari CPO, negara tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga mendukung ekonomi dalam negeri melalui penguatan pasar global. Pentingnya kolaborasi antara sektor pertanian dan energi menjadi kunci sukses dalam meraih visi ini.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan