Erupsi Gunung Marapi Mengeluarkan Abu Vulkanik Seinggi 1,5 Kilometer, Warga Diserukan Pakai Masker

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Gunung Marapi, yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami letusan pada siang hari ini. Fenomena ini mengakibatkan keluarnya abu vulkanik hingga setinggi 1.500 meter dari puncak.

Ahmad Rifandi, kepala Pos Pengamat Gunung Api Marapi, menyampaikan bahwa letusan terjadi pada Kamis, 9 Oktober 2025, sekitar pukul 12.18 WIB. Abu yang terlepas dari kegiatan vulkanik ini bergerak menuju arah timur laut.

Menurut Rifandi, “Pada tanggal 9 Oktober 2025, pukul 12.18 WIB, Gunung Marapi di Sumatera Barat mengalami erupsi dengan kolom abu mencapai ketinggian 1.500 meter di atas puncak.” Keterangan ini didasarkan pada observasi langsung yang dilaporkan ke detikSumut pada hari yang sama.

Letusan kali ini dicatat melalui seismogram dengan amplitudo maksimum 24.9 milimeter dan berlangsung selama 1 menit 34 detik. Abu yang terlihat berwarna abu-abu pekat, muncul dengan kemutakhiran yang tinggi ke timur laut.

Rifandi menambahkan bahwa letusan tersebut dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, warga dianjurkan selalu memakai masker atau penutup mulut saat melakukan aktivitas di luar rumah. “Hujan abu perlu diwaspadai, sehingga kami merekomendasikan penggunaan masker dalam setiap aktivitas,” ujarnya.

Pada saat ini, Gunung Marapi still dalam status Level II atau waspada. Pemerintah melalui PGA Marapi menyarankan masyarakat untuk menjauh dari kawasan dengan radius 3 kilometer dari kawah gunung.

Menurut data terbaru, letusan Gunung Marapi tidak hanya mempengaruhi lingkungan tetapi juga menjadi perhatian bagi para ahli vulkanologi di seluruh dunia. Studi terkini menunjukan bahwa aktivitas vulkanik seperti ini dapat berdampak pada iklim lokal dan menimbulkan masalah respirasi pada masyarakat yang terpapar. Sebagai contoh, di beberapa daerah, penduduk mengalami gejala batuk dan sesak nafas setelah kejadian erupsi.

Selain itu, infografis terkini menunjukkan bahwa abu vulkanik dapat merusak mesin dan infrastruktur, terutama pada daerah dengan aktivitas industri yang tinggi. Hal ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah setempat untuk melakukan pencegahan dan mitigasi.

Dalam hal ini, penting bagi masyarakat untuk selalu memperhatikan update dari pihak berwenang dan tetap waspada terhadap perubahan situasi. Gunung Marapi, sebagai salah satu gunung berapi aktif di Indonesia, memang memerlukan pemantauan yang ketat. Dengan bertindak cermat dan mematuhi rekomendasi, dampak dari letusan dapat diminimalkan.

Kejadian erospsi Gunung Marapi kali ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu siap menghadapi bencana alam. Kita harus mengikuti peraturan dan petunjuk dari ahli untuk menjaga keselamatan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan