"Blibli-Tiket Raukut Pendapatan Rp9,6 Triliun di Semester Pertama 2025"

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), pengelola Blibli dan Tiket.com, melaporkan pencatatan pendapatan neto konsolidasian sebesar Rp 9,59 triliun pada pertama tahun 2025. Ini menunjukkan pertumbuhan 22% jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 7,85 triliun.

Ronald Winardi, CFO Global Digital Niaga, mengungkapkan bahwa kenaikan ini didukung oleh dua segmen utama: penjualan perangkat smartphone di Blibli dan layanan perjalanan online melalui tiket.com. “Peningkatan ini dipicu oleh perbaikan keseluruhan segmen kami, terutama melalu peningkatan volume penjualan smartphone serta kinerja kuat bisnis OTA kami,” ujarnya dalam Public Expose virtual Kamis (9/10/2025).

Akibatnya, laba bruto perusahaan naik menjadi Rp 1,77 triliun di semester pertama 2025, meningkat 15% dari periode sama tahun sebelumnya yang mencatat Rp 1,54 triliun. Sementara laba bruto sebelum diskon (GPBD) tercatat sebesar Rp 3,47 triliun selama paruh pertama tahun ini.

Sementara itu, nilai transaksi total (TPV) melalui platform Blibli-Tiket mencapai Rp 40,2 triliun di semester pertama 2025, naik 11% secara tahunan dibandingkan dengan Rp 36,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu. “TPV pertama tahun ini mencapai Rp 40,2 triliun, meningkat 11% dari Rp 36,4 triliun periode sebelumnya,” tambahnya.

Ronald juga menyoroti bahwa upaya efisiensi biaya selama beberapa tahun terakhir telah berhasil mengurangi beban operasional terhadap total transaksi menjadi 7,2% di semester pertama 2025. Selain itu, perusahaan mengukuhkan layanan omnichannel untuk menggabungkan kenyamanan belanja online dengan pengalaman langsung di toko fisik, menciptakan ekosistem terintegrasi antar dunia digital dan fisik. “Kami siap memanfaatkan peluang dan memberikan dampak konsisten bagi pelanggan, mitra, serta pemangku kepentingan,” simpulkan dia.

Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang strategi omnichannel, studi kasus seperti perusahaan lain yang berhasil mengimplementasikan konsep ini dapat menjadi referensi. Misalnya, Amazon dengan program Amazon Go yang menggabungkan teknologi digital dengan pengalaman belanja tanpa kasir. Infografis tentang perbandingan belanja online dan offline juga bisa memberikan wawasan tentang tren konsumen saat ini.

Menghadapi era digitalisasi yang semakin pesat, perusahaan yang mampu mengintegrasikan layanan online dan offline akan memiliki keunggulan kompetitif yang kuat. Dengan strategi yang jelas dan pelayanan yang terintegrasi, PT Global Digital Niaga Tbk terbukti mampu beradaptasi dan tumbuh dalam pasar yang kompetitif ini.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan