Anak-anak di India Meninggal Akibat Reaksi Buruk Obat Batuk Sirup Beracun

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tragedi akibat konsumsi sirup obat batuk di India tidak hanya terjadi di Chhindwara, Madhya Pradesh, tetapi sudah menyebar ke daerah sekitarnya. Pemerintah daerah telah mengonfirmasi tiga kematian tambahan di Betul dan Pandhurna, sehingga jumlah korban tewas kini mencapai 21 orang, termasuk satu kematian baru di Chhindwara.

Mohan Yadav, kepala pemerintahan Madhya Pradesh, mengakui bahwa kemungkinan pelalaian dalam penanganan kasus ini. “Kelalaian memang dapat menyebabkan kesedihan,” ujarnya saat bertemu wartawan di Bhopal pada malam hari, seperti dilaporkan oleh Times of India. Yadav menyeru agar ada kerja sama yang lebih baik di lapangan untuk menghindari insiden serupa di masa depan.

“Saya mengungkapkan ini dengan perasaan berat,” tuturnya. Ia juga menegaskan pentingnya tanggung jawab bersama antara berbagai pihak. “Semua pihak harus berkonsentrasi pada pelayanan masyarakat. Saya terbuka untuk menerima kritik konstruktif dari oposisi, media, dan pihak lain agar sistem dapat bertambah baik,” lanjutnya.

Setelah pengujian, seluruh kematian anak dikaitkan dengan gagal ginjal akibat mengonsumsi sirup batuk Coldrif, yang ditemukan mengandung 48,6 persen diethylene glycol (DEG), senyawa kimia berbahaya. Dalam rangkaian peristiwa yang telah berlangsung selama 45 hari, muncul kabar positif. Pratik Pawar, seorang anak laki-laki berusia satu tahun, berhasil sembuh dari gagal ginjal dan kerusakan otak setelah perawatan di rumah sakit di Nagpur. Ia diberi izin pulang pada hari Rabu. Pratik diketahui mengkonsumsi sirup batuk dengan merek yang berbeda dari korban lain.

Sementara itu, Tim Investigasi Khusus (SIT) telah menggeledah beberapa fasilitas produksi milik Sresan Pharmaceuticals, produsen Coldrif, di Chennai dan Kancheepuram. Pemilik perusahaan telah melarikan diri sejak 4 Oktober, dan keberadaan anggota keluarganya pun belum dapat ditelusuri.

Kasus ini mengingatkan pada kebutuhan pengawasan ketat terhadap produk farmasi, terutama yang ditujukan bagi anak-anak. Kejadian serupa di masa lalu juga menunjukkan betapa pentingnya regulasi yang ketat dan respon cepat dari pihak berwenang. Hal ini juga memunculkan pertanyaan tentang kesiapan sistem pengawasan di India dalam menanggulangi produk berbahaya.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi pemerintah India untuk memperkuat mekanisme pencegahan dan penanggulangan. Kejadian tragis seperti ini harus menjadi pelajaran untuk meningkatkan standar keamanan produk farmasi, serta mempercepat proses investigasi dan penyelamatan korban. Kerja sama antara pemerintah, industri farmasi, dan masyarakat juga harus diperkuat agar insiden serupa tidak terjadi lagi.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan