Pemerintah Menggunakan Dana APBN untuk Perbaikan Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah akan segera melakukan restorasi Pondok Pesantren Al-Khoziny yang runtuh pada 29 September 2025. Saat ini, evakuasi korban masih berlanjut.

Dana untuk perbaikan gedung akan sementara diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menambahkan kemungkinan bantuan juga akan datang dari pihak swasta.

“Sesungguhnya saat ini dari APBN saja. Namun, tidak menyudutkan peluang bantuan dari pihak swasta nanti. Pasti akan membantu. Sementara waktu menggunakan APBN,” terang Dody dalam konferensi pers di kantor Kementerian PU, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Dody menjelaskan, biasanya anggaran pembangunan ponpes dikelola oleh Kementerian Agama. Namun, keruntuhan bangunan Al-Khoziny dianggap situasi darurat yang memerlukan tindakan segera.

“Biasanya anggaran untuk ponpes ada di Kementerian Agama. Namun, ini kondisi darurat di Sidoarjo, sehingga kita yang harus turun tangan,” ujarnya.

Ketika konferensi pers yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menegaskan akan mencari dana untuk perbaikan. Meskipun anggaran terbatas, ia pastikan akan dialokasikan dengan tepat sasaran.

“Kita akan mencari anggaran. Berapa besar yang bisa disediakan akan diumumkan nanti. Namun, pemerintah akan melakukan upaya sebaik-baiknya. Jangan khawatir, masyarakat pesantren, sembari berdoa, pemerintah juga berusaha. Kita maksimalkan anggaran yang ada untuk menangani, terutama pesantren yang rawan kecelakaan,” tutupnya.

Pemerintah juga memastikan perbaikan ini tidak hanya untuk Al-Khoziny, tetapi juga untuk pesantren lain yang memiliki risiko serupa.

Ternyata, keruntuhan bangunan seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Dalam studi kasus yang dilakukan di Malaysia pada 2023, terjadi keruntuhan sekolah yang menyebabkan korban jiwa. Analisis menunjukkan bahwa faktor utama adalah kualitas konstruksi yang tidak memenuhi standar. Hal ini mengingatkan kita betapa pentingnya standar keamanan bangunan, terutama bagi fasilitas pendidikan. Pemerintah harus memperketat pemantauan dan evaluasi secara berkala agar insiden seperti ini tidak berulang.

Dari sini, kita bisa memahami bahwa manajemen risiko dan perencanaan yang baik sangat krusial. Pemerintah harus mengutamakan investasi pada infrastruktur yang aman, bukan hanya membangun fasilitas baru. Insiden keruntuhan Al-Khoziny harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan struktural.

Kita juga bisa lihat bahwa bantuan masyarakat dan swasta sangat berperan. Dalam kasus Korea Selatan tahun 2022, bantuan swasta memainkan peran penting dalam rekonstruksi sekolah yang rusak. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan bersama dapat mempercepat proses pemulihan setelah bencana.

Dengan demikian, perbaikan Ponpes Al-Khoziny bukan hanya soal dana dan teknis, tetapi juga tentang kerjasama dan kesadaran kolektif. Mari kita dukung pemerintah dalam upaya ini, baik melalui doa, bantuan, atau pengawasan. Jaga infrastruktur untuk masa depan yang lebih aman dan terjamin.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan