Jembatan Bambu di Purbahayu Rusak dan Memotong Akses Warga, Pemkab Pangandaran Digugat Turun Tangan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Warga di Dusun Mungganggondang, Desa Purbahayu, Kecamatan Pangandaran, terpaksa menyeberangi sungai untuk beraktivitas setelah jembatan bambu sepanjang 30 meter yang menjadi akses utama mereka rusak parah. Struktur ini sebelumnya menjadi salah satu jalur utama penghubung ke Desa Sukahurip, terutama bagi pelajar, petani, dan ibu-ibu yang rutin mengikuti kegiatan pengajian.

Di bawah jembatan yang rusak mengalir Sungai Mulih dengan debit air sekitar 10 hingga 20 sentimeter. Meski terlihat dangkal, arusnya cukup melakukan kendala bagi warga lanjut usia dan anak sekolah yang terpaksa menyeberang setiap hari. Saat ini, jembatan bambu dengan lebar 1,5 meter sudah tidak layak digunakan selama dua bulan terakhir.

Sukaya, warga setempat berusia 54 tahun, menjelaskan bahwa jembatan ini dibangun pada tahun 2019 dengan dana swadaya masyarakat. Pembangunan dilakukan sebagai solusi sementara setelah akses utama ke Desa Sukahurip terputus. Namun, karena umur bambu yang sudah tua, konstruksi tersebut tidak lagi mampu menahan beban. Menurut Sukaya, jembatan ini sudah diperbaiki dua kali, tetapi perbaikan yang tidak optimal membuatnya cepat rusak kembali. Saat ini, warga terpaksa mengelilingi atau langsung menyeberangi sungai untuk mencapai tujuan seperti pasar atau sekolah.

Sukaya menyampaikan harapan agar Pemerintah Kabupaten Pangandaran segera memperhatikan kondisi ini dan membangun jembatan permanen yang layak. “Sudah dua bulan jembatan ini tidak bisa dilewati warga,” katanya, Rabu, 8 Oktober 2025.

Sekretaris Desa Purbahayu, Darsum, mengakui bahwa jembatan bambu telah berusia lama dan sempat ada rencana pembangunan dari Pemkab Pangandaran. Namun, hingga saat ini rencana tersebut belum terealisasi. Beberapa bulan terakhir, jembatan benar-benar tidak bisa digunakan. Desa mencatat bahwa pembangunan awal dilaksanakan melalui swadaya dengan sedikit bantuan dari anggota dewan daerah. Kerusakan kali ini diperburuk oleh banjir yang menghantam dan menggerus bagian bawah jembatan. Meskipun demikian, pihak desa mengaku belum menerima laporan resmi dari warga terkait kondisi terbaru jembatan tersebut. “Belum, belum ada laporan,” ucapnya.

Kondisi ini mengingatkan pada tantangan akses infrastruktur di daerah terpencil. Kemajuan pembangunan dan perhatian pemerintah lokal sangat diperlukan untuk memastikan ketersediaan akses yang layak bagi warga. Masalah ini menyoroti pentingnya investasi jangka panjang dalam infrastruktur desa, terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan