Investigasi Kejahatan Ambruk Ponpes Al Khoziny Dituntut oleh Legislator kepada Kepolisian

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pencarian korban reruntuhan bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, telah ditutup. Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Golkar, Soedeson Tandra, menyampaikan duka cita yang sangat dalam atas kejelasan insiden ini. Dia mengungkapkan kesedihan yang besar terhadap jumlah korban yang signifikan.

Soedeson menekankan bahwa segala bangunan harus memiliki izin yang memenuhi standar dan spesifikasi. Dia juga mendorong aparat untuk melakukan investigasi komprehensif untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

“Setiap bangunan harus memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan,” katanya. “Kita harap polisi memeriksa secara teliti apakah adanya kesalahan dalam struktur yang menyebabkan tragedi ini.”

Soedeson juga mengajak penegak hukum untuk menjamin keadilan bagi korban. Menurutnya, hukum harus dijalankan dengan adil jika terungkap adanya kesalahan dalam konstruksi bangunan.

Basarnas telah mengakhiri operasi pencarian di lokasi kejadian. Total korban yang ditemukan meliputi 104 orang selamat dan 67 meninggal dunia, termasuk 8 bagian tubuh yang terpisah. Polda Jatim telah menyatakan akan menyelidiki dugaan pelanggaran hukum terkait insiden ini. Penyelidikan akan dilanjutkan hingga proses evakuasi korban dari reruntuhan selesai.

“Kami akan melanjutkan proses hukum setelah pekerjaan pembersihan dan evakuasi selesai,” kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Jules Abraham Abast, seperti dilansir detikJatim.

Sementara itu, studi kasus terkait runtuhnya bangunan menunjukkan bahwa kebanyakan tragedi seperti ini disebabkan oleh pelanggaran standar konstruksi atau pengawasan yang lemah. Pada tahun 2024, sebuah laporan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan bahwa 60% insiden bangunan runtuh di Indonesia terjadi karena kekurangan inspeksi teknis yang ketat. Hal ini mengingatkan pada pentingnya penegakan hukum yang lebih ketat dalam sektor perumahan dan pendidikan.

Untuk menghindari tragedi serupa, diperlukan kerjasama antara pemerintah, ahli konstruksi, dan masyarakat untuk memastikan semua bangunan memenuhi standar keamanan. Kejelasan seperti yang terjadi di Ponpes Al Khoziny harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan struktur bangunan.

Keberadaan bangunan yang aman bukan hanya tanggung jawab pihak pembangun, tetapi juga hasil kolaborasi seluruh masyarakat. Mari kita berusaha bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terjamin keamanannya.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan