Saat ini, konflik antara Israel dan Gaza telah berkepanjangan selama dua tahun, menewaskan ribuan jiwa. Pada 7 Oktober 2023, serangan Hamas di Tel Aviv menjadi pemicu utama operasi militer Israel yang terus berlanjut hingga hari ini. Berikut rangkuman fakta penting terkait konflik ini.
Operasi militer Israel telah menyebabkan kejatuhan sekitar 66.000 korban jiwa, dengan mayoritas warga sipil. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikontrol Hamas, menunjukkan bahwa 169.000 orang terluka. Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan bahwa 90% rumah di Gaza hancur atau rusak, meninggalkan 1,9 juta penduduk tanpa tempat tinggal. “Blokade total” yang diberlakukan Israel menyebabkan kelaparan parah, menewaskan minimal 450 orang, termasuk 150 anak.
Setelah serangan 7 Oktober, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menetapkan dua tujuan utama: membebaskan sandera dan menghancurkan Hamas. Namun, setelah dua tahun, tujuan tersebut belum tercapai. Dari 251 sandera yang dibawa ke Gaza, 148 telah dikembalikan hidup-hidup, delapan diselamatkan oleh IDF, dan 140 dibebaskan melalui pertukaran tahanan. Jenazah beberapa sandera juga telah dikembalikan. Menurut pemerintah Israel, 48 sandera masih ditahan, tetapi hanya 20 di antaranya diyakini masih hidup. Meskipun banyak anggota Hamas telah tewas, termasuk pemimpin seperti Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar, organisasi tersebut tetap beroperasi.
Dua tahun perang ini telah memengaruhi masyarakat Israel. Survei Israel Democracy Institute menunjukkan 66% warga Israel percaya perang harus berakhir. Selain itu, 64% responden menyerukan Netanyahu mundur sebagai tanggung jawab atas konflik. Opini publik di Israel terbagi mengenai apakah keamanan negara telah meningkat, tetapi banyak yang mengakui reputasi internasional Israel telah merosot tajam. Sementara Amerika Serikat masih menjadi pendukung utama Israel, pandangan komunitas Yahudi Amerika telah berubah. Survei oleh The Washington Post menunjukkan 61% warga Yahudi Amerika percaya Israel melakukan kejahatan perang terhadap Gaza, dan 32% berpendapat AS terlalu mendukung Israel. Meskipun demikian, 76% masih percaya keberadaan Israel penting bagi masa depan Yahudi.
Konflik ini juga berpengaruh pada migrasi dan pertumbuhan penduduk Israel. Data dari Knesset menunjukkan 82.700 warga Israel meninggalkan negara itu pada 2024, naik 50% dibanding tahun sebelumnya. Namun, secara keseluruhan, jumlah penduduk Israel tetap meningkat pada 2023. Tomer Persico, peneliti dari Shalom Hartman Institute, menyatakan perang telah mengubah lanskap politik dan sosial Israel, dengan pergeseran yang signifikan ke arah kanan. Dia menjelaskan bahwa trauma yang dihadapi telah membangkitkan ingatan sejarah seperti Holocaust dan pogrom, memicu reaksi kekerasan dan dendam.
Amerika Serikat telah mengucurkan setidaknya US$ 21,7 miliar (Rp 359,3 triliun) dalam bantuan militer kepada Israel sejak 7 Oktober 2023. Data dari proyek Costs of War di Universitas Brown menunjukkan AS memberikan US$ 17,9 miliar pada tahun pertama perang dan US$ 3,8 miliar pada tahun kedua. Sebagian bantuan sudah dikirimkan, sementara sisanya akan dipasok dalam beberapa tahun mendatang. Studi lain menunjukkan AS telah menghabiskan tambahan US$ 10 miliar untuk keamanan dan operasi di Timur Tengah. Laporan ini diproduksi oleh Quincy Institute, yang pernah dituduh anti-Israel, tetapi tuduhan tersebut telah dibantah.
Presiden Donald Trump menunjukkan optimisme terhadap kesepakatan damai dengan Hamas. Dia menyatakan bahwa Hamas telah menyetujui hal-hal penting dalam perundingan dengan Israel. Namun, Hamas tetap menuntut penarikan sepenuhnya pasukan Israel dari Gaza, sesuatu yang belum pernah diterima Israel. Pejabat senior Hamas, Fawzi Barhoum, mengungkapkan bahwa perundingan di Mesir akan sulit dan panjang. Hamas ingin gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel, dan reconstruksi Gaza di bawah pengawasan Palestina. Sementara itu, Israel ingin Hamas melucuti senjata.
Kemudian, pada peringatan serangan tahun 2023, beberapa warga Israel mengunjungi tempat-tempat yang paling terdampak. Orit Baron, salah satu korban, berbagi kisah putrinya, Yuval, yang tewas bersama tunangannya, Moshe Shuva. Mereka termasuk di antara 364 orang yang tewas di festival musik Nova. Israel berharap perundingan di Sharm el-Sheikh akan membawa pembebasan 48 sandera yang masih ditawan, 20 di antaranya diyakini masih hidup. Di Gaza, warga seperti Mohammed Dib berharap berakhirnya konflik yang telah menyebabkan korban jiwa lebih dari 67.000 orang dan krisis kemanusiaan.
Konflik di Gaza telah merenggut nyawa ribuan, merusiakan bersama dan membahayakan masa depan rakyat Palestina serta Israel. Perundingan damai tetap berjalan, tetapi tantangan yang dihadapi masih besar. Semoga insiden ini menjadi pelajaran bagi dunia untuk menjaga perdamaian dan menghindari kekerasan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.