Presiden Prancis, Emmanuel Macron, saat ini menghadapi tekanan yang besar, bahkan dari rekan-rekannya di lingkup politik, untuk segera menemukan jalan keluar dari kebuntuan politik yang melanda Prancis. Salah satu mantan Perdana Menteri yang pernah menjadi sekutu Macron mendorongnya untuk mengundurkan diri demi kepentingan negara.
Macron, yang memegang jabatannya sejak tahun 2017, seperti yang dilaporkan oleh AFP pada Rabu (8/10/2025), kini berjuang melawan krisis politik domestik terparah selama masa kekuasaannya. Krisis ini terjadi setelah Perdana Menteri ke-7 pada era kepemimpinannya, Sebastien Lecornu, mengajukan pengunduran diri secara tiba-tiba pada Senin (6/10).
Selain itu, di bawah ini adalah berita internasional lain yang menarik perhatian pembaca Thecuy.com hari ini, Rabu (8/10/2025):
Seorang mantan Mayor Jenderal Israel, Yitzhak Brick, mengungkapkan bahwa negara Israel telah mencapai “titik tak bisa kembali” dalam perang mereka di Jalur Gaza. Menurut Brick, militer Israel telah mengerahkan seluruh kekuatannya namun tetap tidak mampu mematahkan perlawanan Palestina.
Pernyataan Brick, yang dilansir Middle East Monitor pada Rabu (8/10/2025), dipublikasikan oleh surat kabar berbahasa Ibrani Maariv. Dia menyatakan bahwa Israel gagal mencapai tujuan strategis manapun dalam perang yang berlangsung selama dua tahun di Gaza. Brick menuduh bahwa pemimpin politik dan militer Israel telah menipu masyarakat dengan propaganda media tentang kemenangan yang akan segera diraih.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengaku komitmen untuk mencapai semua tujuan perang di Gaza, dimulai dengan menyelesaikan pembebasan semua sandera. “Kita berada di hari-hari yang menentukan. Kita akan terus bertindak untuk mencapai semua tujuan perang: memulangkan semua korban penculikan, menghapuskan kekuasaan Hamas, dan memastikan Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ujarnya dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor Netanyahu pada Selasa (7/10) waktu setempat, tepat dua tahun sejak perang di Gaza dimulai, seperti dilansir AFP pada Rabu (8/10/2025).
Sementara itu, negosiator utama Hamas, Khalil El-Hayya, menyatakan bahwa kelompok tersebut ingin jaminan dari Presiden AS Donald Trump dan negara-negara sponsor bahwa perang di Gaza akan berakhir secara permanen.
Seorang Wali Kota baru terpilih di Jerman mengalami luka parah setelah diserang dengan penikaman dekat rumahnya di kota Dortmund pada Selasa (7/10) waktu setempat. Kanselir Jerman, Friedrich Merz, mengecam serangan itu sebagai “aksi keji”.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta Turki untuk “membujuk” kelompok Hamas agar menerima rencananya untuk mengakhiri perang Gaza. Hal ini disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam transkrip yang dibagikan oleh kantornya pada Rabu (8/10/2025).
Seperti yang dilansir AFP pada Rabu (8/10/2025), pernyataan tersebut muncul saat negosiator dari Israel dan Hamas dijadwalkan untuk mengadakan hari ketiga negosiasi tidak langsung di kota resor Sharm El-Sheikh, Mesir, untuk mencoba menghentikan perang Gaza, dengan dihadirinya pejabat senior dari Qatar, Turki, dan AS.
“Baik selama kunjungan kami ke Amerika Serikat maupun dalam panggilan telepon terakhir kami, kami menjelaskan kepada Trump bagaimana solusi dapat dicapai di Palestina. Beliau secara khusus meminta kami untuk bertemu dengan Hamas dan membujuk mereka,” kata Erdogan kepada para wartawan Turki pada Selasa (7/10) malam waktu setempat, saat sedang kembali dari Azerbaijan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron masih di bawah tekanan untuk memperbaiki kebuntuan politik di Prancis. Mantan perdana menteri yang pernah menjadi sekutunya kini mendesaknya untuk mundur demi kepentingan negeri. Macron, yang menjabat sejak 2017, kini menghadapi krisis politik paling parah pada masa kepemimpinannya, terutama setelah pengunduran diri tiba-tiba Sebastien Lecornu, perdana menteri ke-7 pada era pemerintahannya, pada Senin (6/10).
Macron telah menerima pengunduran diri Lecornu, tetapi memberikan waktu hingga Rabu (8/10) malam untuk mencari kompromi yang dapat menjamin stabilitas pemerintahan koalisi. Namun, usaha ini masih belum pasti akan berhasil.
Selain berita tersebut, berikut adalah berita internasional lainnya yang mencengangkan pada hari ini.
Seorang mantan panglima Israel, Yitzhak Brick, mengaku bahwa negara tersebut telah mencapai “titik tak bisa kembali” dalam konflik di Gaza. Menurutnya, meski militer Israel telah mengerahkan seluruh kekuatan, mereka tetap tidak mampu mematahkan perlawanan Palestina.
Klaim Brick, yang disebutkan oleh Middle East Monitor pada Rabu (8/10/2025), dipublikasikan oleh surat kabar Ibrani Maariv. Dia menuduh pemerintah dan militer Israel telah memalsukan informasi kepada masyarakat melalui propaganda media, mendakwa kemenangan yang tak pernah terjadi.
Pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan semua tujuan perang di Gaza, termasuk membebaskan semua sandera dan menghapuskan kekuasaan Hamas. “Kita berada di saat-saat kritis. Kita akan terus berjuang untuk memenuhi semua tujuan perang: memulangkan semua sandera, menghancurkan kekuasaan Hamas, dan memastikan Gaza tidak akan menjadi ancaman lagi,” ujar Netanyahu dalam pernyataan resmi pada Selasa (7/10), dua tahun setelah perang dimulai, seperti dilansir AFP pada Rabu (8/10/2025).
Sementara itu, pejabat Hamas, Khalil El-Hayya, meminta jaminan dari Presiden AS Donald Trump dan negara-negara sponsor bahwa perang akan berakhir secara definitif.
Seorang wali kota Jerman baru terpilih luka parah setelah diserang dengan pisau di dekat rumahnya di Dortmund, Jerman Barat, pada Selasa (7/10). Kanselir Jerman, Friedrich Merz, mengutuk aksi tersebut sebagai “kekejaman”.
Presiden AS Donald Trump meminta Turki untuk mempengaruhi Hamas dalam menerima proposal akhir perang Gaza. Keterangan ini disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam transkrip resmi pada Rabu (8/10/2025).
Menurut laporan AFP pada tanggal yang sama, pernyataan ini terjadi saat negosiator dari Israel dan Hamas akan melakukan sesi ketiga negosiasi tidak langsung di Sharm El-Sheikh, Mesir, untuk mencari solusi perdamaian, dengan dukungan pejabat senior dari Qatar, Turki, dan AS.
“Dalam kunjungan ke AS maupun panggilan telepon terakhir, kami menjelaskan kepada Trump bagaimana solusi dapat dicapai. Beliau khusus meminta kami untuk bertemu Hamas dan membujuk mereka,” ungkap Erdogan kepada media Turki pada Selasa (7/10) malam saat pulang dari Azerbaijan.
Dari berbagai sumber, terungkap bahwa Macron telah menerima pengunduran diri Lecornu, namun memberikan waktu hingga Rabu (8/10) malam untuk merumuskan kompromi yang dapat menjamin stabilitas pemerintahan koalisi. Namun, kelanjutan pemerintahannya masih belum pasti.
Krisis politik Prancis semakin mendalam, dengan tekanan tumbuh untuk Macron menyelesaikan krisis ini. Mantan sekutunya kini mendesaknya untuk turun dari jabatannya demi kepentingan nasional. Macron, yang memimpin sejak 2017, kini menghadapi tantangan terbesar pada masa jabatannya, terutama setelah pengunduran diri tersendat-sendat Sebastien Lecornu, perdana menteri ke-7 pada masa pemerintahannya, pada Senin (6/10).
Sementara itu, di jalanan Internasional, situasi di Gaza masih belum reda. Seorang mantan jenderal Israel mengaku bahwa perang telah mencapai titik tak bisa kembali, dengan militer Israel gagal mematahkan perlawanan Palestina. Netanyahu tetap kuat dalam komitmennya untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan sandera. Namun, negosiator Hamas berharap perang akan segera berakhir secara permanen.
Di Jerman, sebuah insiden mengejutkan terjadi ketika wali kota baru terpilih diserang dengan pisau di dekat rumahnya. Kanselir Jerman mendesak perbaikan keamanan setelah kejadian itu.
Sementara itu, Turki terlibat dalam upaya diplomasi untuk membujuk Hamas menerima proposal perdamaian dari AS. Erdogan mengungkapkan bahwa Trump secara khusus meminta Turki untuk berperan dalam negosiasi ini.
Krisis politik Prancis dan konflik di Gaza menunjukkan betapa kompleksnya situasi global saat ini. Macron harus menemukan solusi cepat untuk menyelamatkan pemerintahannya, sementara Netanyahu berjuang untuk mencapai kemenangan di Gaza. Di Jerman, kejadian penikaman mencerminkan ketidakstabilan yang mungkin terjadi di negara-negara maju.
Dunia tetap menghadapi tantangan besar, dari krisis politik hingga konflik yang berkepanjangan. Solusi harus dicari dengan cermat dan keberanian, karena setiap keputusan yang diambil akan memengaruhi masa depan jutaan orang.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.