Houthi Menahan 9 Staf PBB di Yaman

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mengecam keras penangkapan sembilan staf PBB di Yaman oleh kelompok Houthi. Dalam tindakan yang sama, aset dan fasilitas PBB juga disita di wilayah yang dikuasai oleh kelompok tersebut.

Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, menyatakan bahwa penanganan ini telah menambah jumlah staf PBB yang ditahan secara sewenang-wenang menjadi 53 orang sejak tahun 2021. Pernyataan ini disampaikan melalui kantor berita AFP pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Menurut Dujarric, tindakan seperti ini telah menghambat operasional PBB di Yaman serta pengadaan bantuan kemanusiaan yang penting bagi warga setempat.

Bulan lalu, PBB memutuskan untuk memindahkan koordinator kemanusiaan utama dari Sanaa, ibu kota Yaman yang dikontrol Houthi, ke kota Aden yang berada di bawah pengawasan pemerintah Yaman. Pemerintah Yaman, yang diakui secara internasional, telah menempatkan kantor pusatnya di Aden sejak tahun 2014 setelah dikeluarkan dari Sanaa oleh Houthi.

Langkah ini diambil setelah PBB melaporkan bahwa pemberontak Houthi, yang didukung Iran, telah menahan setidaknya 11 pegawainya dalam gelombang penahanan yang terjadi setelah serangan Israel menewaskan perdana menteri Houthi.

PBB tetap berkomitmen untuk bekerja melalui semua saluran yang tersedia agar seluruh personel yang ditahan bisa dilepaskan dengan aman dan segera. Selain itu, badan internasional tersebut juga menjamin pengembalian kantor dan aset yang disita.

Jika Anda ingin lebih mengetahui tentang penanganan ini, bisa simak video yang tersedia.

Tindakan terhadap staf PBB di Yaman menunjukkan betapa kompleksnya situasi kemanusiaan di wilayah tersebut. Ketidakstabilan politik dan konflik berkelanjutan telah mempersulit upaya bantuan kemanusiaan. PBB terus berjuang untuk memastikan akses dan keamanan bagi stafnya serta warga yang memerlukan bantuan. Masalah ini mengingatkan kita pada kebutuhan akan solusi diplomatic yang lebih kuat dan kolaborasi internasional untuk memperbaiki krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan