BPOM Menangkis Obat Batuk Berbahaya yang Menyebabkan Kematian 16 Anak di India

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

BPOM RI telah menyatukan informasi bahwa obat batuk berupa sirup Coldrif, yang menyebabkan 16 anak di India meninggal dunia, tidak tersedia di Indonesia. Sebelumnya, dilaporkan bahwa kematian tersebut disebabkan oleh kandungan toksin Diethylene Glycol (DEG) yang berlebihan, hampir 500 kali melebihi batas yang diizinkan.

William Adi Teja, Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM RI, menyatakan bahwa hasil pengecekan menunjukkan obat tersebut tidak pernah masuk ke Pasar Indonesia. Selain itu, perusahaan pengolah obat tersebut tidak pernah mendaftarkan produknya di negara kita.

“Kami telah melakukan pemeriksaan mendalam dan menyimpulkan bahwa obat tersebut tidak pernah masuk ke Indonesia. Perusahaan juga tidak pernah mendaftarkan produk mereka di sini, sehingga kami yakin obat itu tidak beredar di Indonesia,” kata William saat dihubungi tim media, Selasa (7/10/2025).

William menegaskan bahwa BPOM akan terus memperkuat pengawasan terhadap obat-obatan yang beredar di Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keamanan obat bagi masyarakat.

Selain itu, BPOM juga akan terus mengajak produsen obat untuk memproduksi obat dengan memenuhi standar. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi harus dilakukan dengan teliti.

“Kami mengajak industri farmasi untuk menjalankan produksi dengan ketat, mulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengawasan proses produksi, hingga cara pengemasan dan distribusi. Selain itu, kami juga akan terus melakukan pengawasan yang ketat terhadap hal ini,” ujarnya.

Penanganan kasus obat berbahaya di India menjadi peringatan bagi Indonesia untuk terus memperketat pengawasan terhadap obat-obatan yang masuk ke negara. Pengawasan yang ketat ini akan membantu mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan. BPOM juga mengingatkan produsen untuk selalu memprioritaskan kesehatan konsumen dalam produksi obat.

Sementara itu, masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dalam memilih obat dan selalu memeriksa keaslian obat yang dibeli. Dengan demikian, bisa dihindari kerugian yang tidak diinginkan akibat obat-obatan berbahaya.

BPOM RI tetap komitmen untuk menjaga keamanan obat di Indonesia. Langkah-langkah pengawasan yang ditegakkan akan membantu memastikan bahwa obat yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi. Dengan kerja sama antara pemerintah, industri farmasi, dan masyarakat, keamanan obat di Indonesia bisa terjaga dengan baik.

Masyarakat diharapkan untuk terus mempercayai informasi resmi dari BPOM dan selalu memeriksa keaslian obat sebelumused. Dengan demikian, kita bisa menjaga kesehatan bersama dan mencegah kerugian lebih lanjut.

BPOM RI terus berkomitmen untuk menjaga keamanan obat di Indonesia. Langkah-langkah pengawasan yang ditegakkan akan membantu memastikan bahwa obat yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi. Dengan kerja sama antara pemerintah, industri farmasi, dan masyarakat, keamanan obat di Indonesia bisa terjaga dengan baik.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa pengawasan obat di Indonesia sudah mencapai tingkat yang tinggi. Namun, tetap diperlukan pengawasan yang lebih intensif untuk mencegah masuknya obat berbahaya ke pasaran. Studikasus di India menjadi contoh yang baik bagi Indonesia untuk meningkatkan ketatnya pengawasan.

Analisis unik dan simplifikasi dari kasus ini mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam menjaga keamanan obat. Dengan demikian, risiko terkena obat berbahaya bisa diminimi

Ketatnya pengawasan obat di Indonesia menjadi kunci untuk menjaga kesehatan masyarakat. Dengan kerja sama yang erat, kita bisa mencegah insiden serupa di masa depan. Mari terus mempercayai informasi resmi dan selalu memeriksa keaslian obat sebelum memakai.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan