Remaja berusia 14 tahun didiagnosis kanker vagina jarang yang biasanya menyerang usia menopause

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Liliana Castaneda, seorang remaja seumur 14 tahun, sedang bertarung melawan kanker vagina, sebuah penyakit jarang yang biasanya menyerang wanita pada usia menopause. Pada awal tahun 2020, ia mulai mengalami gejala aneh seperti bercak darah di pakaian dalamnya. Karena belum mengalami menstruasi sebelumnya, ia memikirkan bahwa hal tersebut merupakan tanda-tanda awal menstruasi. Namun, pendarahannya tidak berhenti dan bahkan menjadi lebih parah.

Castaneda harus mengganti pembalut setiap 10-15 menit, sementara dia merasakan pusing yang ekstrem dan kelelahan yang mengarah pada anemia. Dokter awalnya menyalahkan gejala ini pada stres akibat pandemi COVID-19, ditambah dengan perubahan besar dalam kehidupan seperti belajar daring dan ayahnya yang terinfeksi virus tersebut. Meskipun diberikan alat kontrasepsi untuk mengatasi pendarahan, gejala terus berlanjut selama lima bulan.

Setelah pemeriksaan lebih lanjut, termasuk USG dan biopsi, diumumkan bahwa Castaneda menderita karsinoma sel jernih, suatu jenis kanker vagina yang langka yang biasanya menyerang wanita pascamenopause. Gejala utama dari kanker ini adalah pendarahan tak normal di luar periode menstruasi atau setelah menopause, serta nyeri atau masalah pada saluran kemih. “Sangat mengejutkan,” ungkap Castaneda. “Tetapi, sayangnya saya lega akhirnya mendapat penjelasan.”

Kanker ini sangat jarang terjadi pada anak-anak, sehingga rumah sakit anak tidak dapat menangani kasusnya. Castaneda pun dialihkan ke Northwestern Medicine dan dirawat oleh Dr. Dario Roque, spesialis onkologi ginekolog. “Dia adalah pasien termuda yang pernah saya tangani untuk jenis kanker ini,” kata Dr. Roque.

Setelah diagnosis, ditemukan bahwa tumor pada vaginanya memiliki ukuran seperti bola golf. Karena terlalu besar untuk diangkat melalui operasi, Castaneda menjalani radiasi eksternal dan internal serta kemoterapi. Totalnya, dia mengikuti 30 sesi radiasi dan 5 kali pengobatan kemoterapi. Meskipun proses pengobatan sangat intensif, pendarahannya berhenti setelah tahap pertama perawatan.

Pada Maret 2021, Castaneda akhirnya dipastikan bebas dari kanker, sebuah pencapaian yang memberikan harapan dan kebahagiaan besar bagi dirinya dan keluarganya. “Saya sangat senang, berterima kasih, dan bahagia,” katanya. Sekarang, dia melanjutkan pendidikan di jurusan keperawatan, terinspirasi oleh tim medis yang membantu dalam perjalanan sulitnya.

Castaneda juga bertekad untuk meningkatkan kesadaran tentang karsinoma sel jernih dan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, khususnya ketika muncul gejala aneh. “Jangan ragu untuk memeriksa diri jika ada yang tidak biasa. Jangan pernah mengabaikan gejala apapun. Periksa saja, karena deteksi dini bisa menyelamatkan hidup,” tegasnya.

Kanker vagina, meskipun jarang terjadi pada usia muda, tetap menjadi ancaman serius. Kasus Liliana Castaneda menjadi pembelajaran penting tentang pentingnya konsultasi medis awal ketika gejala tidak biasa muncul. Meskipun proses pemulihannya sulit, semangat dan kesadaran yang ditunjukkan olehnya menjadi inspirasi bagi banyak orang yang menghadapi tantangan kesehatan serupa. Pengetahuan dan kesadaran tentang penyakit ini dapat membantu dalam penanganan dini dan meningkatkan peluang pemulihan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan