Peningkatan Korban Meninggal dalam Insiden Ponpes Sidoarjo Terbaru

Dari ibu kota, diketahui bahwa jumlah korban jiwa akibat runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus mengalami peningkatan. Tim gabungan masih melakukan upaya penuh untuk menyelamatkan korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan.

Setelah satu pekan kejadian, pencarian korban masih berlanjut di bawah bangunan yang masih dalam keadaan tidak stabil. Petugas melakukan pemeriksaan 24 jam di beberapa area yang menjadi lokasi korban tertimbun puing.

Pada pukul 21.00 WIB, jumlah korban yang meninggal sudah mencapai 52 orang. Hingga hari ketujuh pencarian, total korban yang ditemukan sejumlah 156 orang, di mana 104 orang selamat dan 52 orang meninggal, termasuk beberapa korban dalam keadaan bagian tubuh terpisah.

Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, menjelaskan bahwa evakuasi korban dilakukan di beberapa titik, mulai dari pintu utama hingga bagian belakang bangunan. Data terakhir menunjukkan bahwa sebagian korban ditemukan dalam keadaan bagian tubuh terpisah, yang dievakuasi pada pukul 21.01 WIB. Bramantyo juga menyebutkan bahwa hingga saat ini, 26 korban berhasil dievakuasi, termasuk empat korban dalam keadaan bagian tubuh terpisah.

Semua korban dan sisa-sisa tubuh yang ditemukan segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi oleh Tim DVI. Sementara itu, proses pembersihan puing dan evakuasi korban masih berlanjut hingga malam hari, dengan fokus utama pada sisi utara bangunan yang tidak terintegrasi dengan struktur utama.

Mayjen TNI Budi Irawan, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, menjelaskan bahwa sebagian besar korban ditemukan di lantai satu bangunan musala. Proses evakuasi masih dihadang oleh beton yang menempel pada sisi kiri bangunan. Untuk mengatasi hal ini, Pak Muji dari ITS akan datang untuk membantu pemotongan beton agar tidak menyebabkan kerusakan lebih lanjut. BNPB berharap evakuasi dapat selesai secepat mungkin dengan kerjasama antar instansi, termasuk Basarnas dan ahli.

Dalam operasinya, petugas juga menemukan satu unit mobil Mercedes-Benz yang rusak parah tertimpa reruntuhan di sekitar rumah pengasuh ponpes. Munir, Ketua RT 7 RW 3 Desa Buduran, menjelaskan bahwa mobil tersebut baru terlihat setelah pembersihan puing-puing dilakukan. Pada saat kejadian, warga lebih fokus pada penyelamatan santri yang diduga tertimbun di dalam bangunan.

Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi untuk melakukan pendataan dan pengecekan konstruksi seluruh pondok pesantren di Indonesia. Ia menyeru agar setiap ponpes memastikan keamanan bangunan. Prasetyo Hadi, Menteri Sekretaris Negara, mengungkapkan perintah tersebut saat di Monas, Jakarta, pada hari Minggu (5/10/2025). Prabowo terus memantau perkembangan evakuasi dan memerintahkan menteri serta gubernur untuk memberikan perhatian penuh terhadap penanganan di Sidoarjo.

Bencana ini mengingatkan kita betapa pentingnya kesadaran akan keamanan bangunan, terutama di tempat-tempat umum seperti pondok pesantren. Upaya pemulihan dan identifikasi korban harus dilaksanakan dengan cepat dan teliti. Seluruh elemen masyarakat diharapkan bisa ber solidarity untuk mendukung proses penanganan dan membantu korban serta keluarga yang terkena dampak. Insiden seperti ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan standar keamanan bangunan di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page