Kenaikan Kasus Keracunan MBG di SDN 1 Sindangsari Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Kabupaten Ciamis, lima puluh enam siswa dari beberapa sekolah mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) yang disiapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Awiluar di Kecamatan Lumbung. Awalnya, tiga belas siswa dilaporkan terkena keracunan pada Jumat, 3 Oktober 2025. Jumlah korban kemudian naik menjadi dua puluh enam pada Minggu, 5 Oktober 2025, meliputi siswa dari SDN 1 Sindangsari, MI PUI Pogorsari, dan SDN 5 Karangpawitan. Semua siswa telah dirujuk ke Puskesmas Kawali untuk perawatan, namun telah dikembalikan ke rumah setelah pemulihan.

Kepala UPTD Puskesmas Kawali, dr. Aang Kurniawan, konfirmasi bahwa dua puluh enam siswa mengalami gejala seperti muntah, pusing, sakit perut, dan lemas. Gejala tersebut timbul setelah mereka menikmati agar-agar, keju, roti, dan bubur kacang hijau yang termasuk dalam menu MBG. Dr. Aang menambahkan bahwa sebagian besar siswa mengaku telah mengonsumsi agar-agar.

Koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) Wilayah Kabupaten Ciamis, Eggy Armand, menjelaskan bahwa SPPG Awiluar Kecamatan Lumbung telah diberi surat pemberhentian sementara oleh BGN sejak Jumat, 3 Oktober 2025. Langkah ini diambil untuk menilai apakah program MBG berjalan sesuai standar keamanan dan transparansi. Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan BGN sedang melakukan inventarisasi awal di lapangan untuk menentukan langkah selanjutnya.

Studi kasus serupa sebelumnya menunjukkan bahwa keracunan massal pada program gizi oftalmis sering terjadi akibat penyimpanan makanan yang tidak tepat atau kebersihan yang kurang. Hal ini menekankan pentingnya pengawasan ketat pada program-program seperti MBG untuk menjaga kesehatan peserta. Infografis dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kebersihan dalam penyajian makanan menjadi faktor utama dalam mencegah keracunan. Dengan adanya penanganan yang tepat, program gizi dapat tetap aman dan bertanggung jawab bagi semua yang terlibat.

Kita semua harus lebih vigilan dalam hal pemberian dan pengawasan makanan di sekolah. Kerja sama antara sekolah, pihak berwenang, dan masyarakat sangat krusial untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan