Jenis dan Penyebab Kematian Yurike Sanger, Istri Ke-7 Bung Karno, Dipaparkan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jasad istri ketujuh Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, yaitu Yurike Sanger, telah disemayamkan di RSPAD Gatot Soebroto setelah tiba di Jakarta dari Amerika Serikat. Proses pemakaman ini dihadiri oleh keluarga dan kerabat terdekat untuk melaksanakan ibadah penghiburan.

Dalam perjalanan dari bandara, jasad Yurike Sanger ditempatkan dalam peti berwarna coklat yang dihiasi dengan bunga. Acara penghormatan terakhir dimulai dengan upacara adat Kabasaran, sebuah tarian seni bela diri perang tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara. Setelah itu, keluarga dan kerabat melanjutkan ibadah penghiburan.

Yudhi Sanger, putra ketiga Yurike, mengungkapkan bahwa ibunya telah menerima banyak penghormatan sebelum wafat di Amerika Serikat. Dia menjelaskan bahwa Yurike aktif dalam berbagai kegiatan gereja hingga hari terakhirnya.

“Saya baru tahu bahwa ibu saya telah terlibat dalam beberapa kegiatan gereja, termasuk ibadah terakhirnya di California pada tanggal 29. Banyak gereja yang masih meminta untuk mengadakan kebaktian untuk ibunda,” kata Yudhi saat berbicara dengan wawancara di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto pada Minggu (5/10/2025).

Yudhi juga mengungkapkan rasa syukurnya karena proses pemulangan jasad ibundanya berjalan lancar. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan ini dilakukan mandiri oleh keluarga, tanpa adanya protokoler negara. Keputusan ini dilakukan untuk memudahkan seluruh anggota keluarga berkumpul tanpa repot dengan tata tertib resmi.

“Kami memutuskan untuk tidak menggunakan protokoler negara. Kami telah memastikan semua proses berjalan dengan baik dan cepat,” jelas Yudhi.

Yudhi ingin mengungkapkan terima kasih kepada Polres Tangerang yang telah membantu dalam koordinasi pemulangan jasad. Hal ini menjadi salah satu alasan proses tersebut berjalan dengan lancar.

Selama singgah di Indonesia pada Juni lalu, Yurike berencana untuk meninggalkan pesan terakhir kepada Yudhi. Ia meminta anaknya untuk menjaga sebuah sendal kesayangannya dan berjanji akan kembali ke Jakarta untuk memakainya. Sayangnya, janji tersebut tidak terwujud kembali karena Yurike wafat sebelum dapat kembali.

“Dia berkata, ‘Nak, simpanlah sendal ini dengan baik, karena tahun depan mama akan kembali lagi.’ Sayangnya, ia tidak memiliki kesempatan untuk kembali,” kata Yudhi.

Selain itu, Yudhi juga mengungkapkan rencana Yurike untuk berwisata ke Bali bersama anaknya. Namun, rencana ini tidak terjadi karena keterlibatan Yudhi dalam urusan lain. Berikut adalah beberapa poin yang bisa dipetik dari kesaksian Yudhi:

  • Yurike pergi ke Indonesia pada Juni 2025 untuk merayakan ulang tahun ke-80.
  • Ia memilih untuk merayakan ulang tahunnya di Indonesia, khususnya di Santika Bintaro, bersama keluarga.
  • Rencana pergi ke Bali bersama Yudhi tidak dapat terwujud karena keterlibatan Yudhi dalam pekerjaan.

Proses pemulangan jasad Yurike yang dilaksanakan dengan baik menunjukkan dukungan yang kuat dari keluarga dan pihak berwenang. Hal ini menegaskan pentingnya persistensi dalam menghadapi kehilangan yang menyayat hati namun memahami bahwa perjalanan hidup mungkin tidak selalu sesuai dengan rencana yang ada.

Perjalanan Yurike sebagai istri Presiden pertama Indonesia telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Kesaksian Yudhi mengingatkan kita bahwa kehidupan penuh dengan momen-momen berharga yang harus diingat dan dihargai. Kesempatan untuk berkumpul dan berbagi momen bersama keluarga adalah hadiah yang tak ternilai harganya.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan