BPOM RI Memantau Ketat Kematian Anak di India Akibat Obat Sirup

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

BPOM RI mengawasi dengan teliti laporan tentang kematian 16 anak di India setelah terkena obat sirup yang mengandung dietilen glikol (DEG) melebihi batas yang diizinkan. Badan ini menegaskan sudah memperketat pengawasan terhadap produk obat sirup baik dalam negeri maupun yang diimpor, termasuk dari India.

Kepala BPOM RI, Prof Taruna Ikrar, mengungkapkan keprihatinan untuk mencegah ulang tragedi serupa dengan kasus cemaran DEG dalam obat sirup yang melibatkan ratusan korban anak-anak selama tiga tahun terakhir. Koordinasi sudah dilakukan dengan berbagai departemen dan pusat pengujian obat untuk memastikan keamanan produk.

Indonesia sendiri pernah mengalami kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada tahun 2022, yang menyebabkan banyak anak meninggal akibat cemaran ethylene glycol (EG) dan DEG dalam obat sirup. Taruna menegaskan bahwa pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga untuk menghindari insiden serupa.

Kasus di India juga diduga terkait dengan kontaminasi bahan yang sama. Oleh karena itu, BPOM telah meningkatkan pengawasan khusus terhadap EG dan DEG dalam produk obat sirup, terutama yang berasal dari India.

BPOM saat ini membutuhkan uji laboratorium yang ketat sebelum memberikan izin edar pada obat sirup. Produk yang diimpor dari India akan dianalisis secara teliti, dan izin hanya diberikan jika terkonfirmasi aman. Pengawasan ini dilakukan dengan metode ilmiah, transparan, dan sesuai standar internasional untuk menjamin keamanan masyarakat.

Taruna menekankan bahwa tidak ada ruang untuk kelalaian dalam pengawasan obat, terutama jika bersangkutan dengan anak-anak. Semua produk harus memenuhi standar keamanan yang tinggi sebelum beredar.

Terbaru, data menunjukkan bahwa kontaminasi DEG dalam obat sirup masih menjadi isu global, dengan beberapa negara melaporkan kasus serupa. Studi menunjukkan bahwa pengawasan ketat dan pengujian rutin sangat penting untuk mencegah tragedi seperti ini. Infografis tentang pengawasan obat dan dampak DEG dapat membantu masyarakat memahami pentingnya keamanan obat.

BPOM telah berhasil mengurangi kasus kontaminasi obat di Indonesia dengan menerapkan protokol pengujian yang ketat. Studi kasus menunjukkan bahwa koordinasi antarlembaga dan transparansi dalam pengawasan sangat efektif dalam menjamin keamanan produk kesehatan.

Setiap orang berperan dalam memastikan keamanan obat yang digunakan. Jaga kecerdasan dalam memilih obat dan selalu memeriksa informasi terkait keamanan produk. Kemajuan dalam pengawasan obat tidak hanya melindungi kesehatan masyarakat, tetapi juga meningkatkan keyakinan umat beragama dalam sistem kesehatan negara.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan