Bedanya Antara Kesulitan Makan dan Pemandangan Makanan: Pengaruhnya Terhadap Berat Badan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Masalah sulit makan anak menjadi kekhawatiran bagi banyak orang tua, dengan dua kondisi utama yang sering muncul: feeding difficulty dan picky eating. Kedua istilah ini berbeda meskipun keduanya terkait dengan tantangan makan pada anak.

Feeding difficulty adalah istilah yang luas, mencakup berbagai masalah makan tanpa memandang penyebab atau tingkat keparahan. Ini bisa berupa penolakan makan, pilihan makanan yang sangat terbatas, atau proses makan yang panjang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor biologis, seperti gangguan sensorik atau oral-motor, hingga faktor lingkungan, seperti praktik pemberian makan yang tidak tepat. Orang tua seringkali memprediksi makanan yang disukai anak atau memaksa mereka untuk makan, padahal hal ini justru bisa menimbulkan trauma.

Sementara itu, picky eating adalah kondisi di mana anak menolak makanan dalam jumlah yang cukup, meskipun tetap mengonsumsi beberapa jenis makanan dari setiap kelompok nutrisi. Ini biasanya terjadi pada anak usia 3 tahun dan seringkali berkaitan dengan rasa dan tekstur makanan. Faktor yang memprediksi picky eating meliputi pola makan ibu saat kehamilan, praktik pemberian makan awal, dan gaya pengasuhan orang tua.

Dampak feeding difficulty dan picky eating bisa berakhir buruk jika tidak ditangani dengan baik. Anak yang mengalami kesulitan makan berkepanjangan mungkin mengalami defisiensi nutrisi, hambatan pertumbuhan, dan masalah psikososial. Studi menunjukkan bahwa anak dengan kondisi medis tertentu, seperti atresia esofagus atau cerebral palsy, juga sering menghadapi tantangan makan yang lebih kompleks.

Untuk mengatasi masalah ini, IDAI merekomendasikan penerapan feeding rules, seperti menjadwalkan makan secara teratur, menciptakan lingkungan makan yang nyaman, dan mengikuti prosedur makan yang tepat. Selain itu, penting untuk memberikan protein hewani dalam porsi yang cukup, karena asam amino esensialnya tidak dapat diproduksi tubuh sendiri dan penting untuk pertumbuhan otak dan sistem imun.

Pola makan yang konsisten dan penuh responsivitas akan membantu anak belajar disiplin makan tanpa merasa tertekan. Paksaan justru berisiko menimbulkan trauma, membuat anak semakin sulit makan. Dengan memberi prioritas nutrisi yang tepat dan aturan makan yang tepat, anak bisa tumbuh sehat dan mencapai potensi maksimalnya.

Waktu emas pertumbuhan anak hanya terjadi sekali dan tak bisa kembali. Jangan biarkan sulit makan menghalangi perkembangan mereka. Setiap pilihan yang dibuat hari ini akan membentuk masa depan anak esok hari. Ubahlah kesulitan makan menjadi peluang untuk tumbuh lebih sehat dan maksimal.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan