Bencana Runjah Ponpes di Sidoarjo Menewaskan 26 Orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada hari Sabtu (4/10), tim SAR gabungan berhasil menggarap 12 jenazah dari reruntuhan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menyebutkan hal ini saat memberikan keterangan pada Minggu (5/10/2025).

Hingga saat ini, total korban dalam insiden ini mencapai 26 jiwa yang menghembuskan napas terakhir, sementara 104 lainnya berhasil diselamatkan. Menurut data yang ada, masih terdapat 21 korban yang belum dapat diidentifikasi.

Salah satu santri, Nanang Saifur Rizal (16), mengungkapkan pengalaman mendalam saat musala runtuh saat mereka melakukan salat Asar berjemaah. Kejadian itu terjadi pada Senin (29/9), tepatnya saat salon ketiga dilaksanakan. Di lantai atas, pekerja sedang melakukan proses pengecoran.

Tiba-tiba terdengar suara seperti bambu jatuh di atas, diikuti dengan getaran yang kuat. “Awalnya seperti ada bambu jatuh, lalu terasa seperti gempa. Seketika bangunan langsung ambruk,” terang Rizal saat dihubungi wartawan di rumahnya, Kota Malang, Sabtu (4/10).

Duduk di saf tengah, Rizal melihat ratusan santri bergegas mencari keselamatan, tetapi material berupa besi cor menghantam lebih cepat. “Semua teriak. Saat lari, kepala saya tertimpa material dari atas,” katanya.

Rizal berhasil keluar dari reruntuhan setelah terjebak selama hampir 30 menit. Ia bahkan membantu teman yang kondisinya kritis. “Di dekat saya ada teman bernama Mamat, kondisinya kejang-kejang. Saya bantu duduk, lalu saya tarik keluar lewat lubang kecil di reruntuhan,” terangnya.

Sampai sekarang, Rizal masih merasakan trauma. Suara bangunan runtuh dan teriakan teman-temannya masih bergetar di ingatannya. “Kadang-kadang masih takut, kejadian itu benar-benar mengagetkan,” ucapnya.

Saat ini, upaya penyelamatan dan evakuasi masih berlangsung. Kejadian ini mengingatkan pada pentingnya ketatnya standar keamanan bangunan, terutama di tempat-tempat umum seperti pondok pesantren. Kerjasama antara tim SAR, pemerintah setempat, dan masyarakat sangat krusial dalam menanggulangi situasi darurat seperti ini. Semangat bersama dan pembangunan infrastruktur yang lebih aman adalah kunci agar tragedi sejenis ini tidak terjadi lagi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan