Rencana Pindah Patung Sudirman Membanggungkan Warga

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah DKI Jakarta telah merencanakan untuk memindahkan patung Jenderal Sudirman. Keputusan ini telah menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Berdasarkan informasi dari Thecuy.com pada Sabtu, 4 Oktober 2025, rencana pemindahan tersebut akan dilakukan ke perbatasan antara Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman. Lokasi baru yang dipilih diyakini akan menjadi spot yang lebih ikonik.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menjelaskan bahwa patung akan ditempatkan di lokasi yang strategis, tepatnya di sepanjang jalan menuju Dukuh Atas. Kawasan ini diharapkan akan menjadi pusat integrasi transportasi dan pengembangan transit-oriented development (TOD) di Jakarta. Menurutnya, dengan pemindahan ini, patung akan lebih terlihat dan dinikmati oleh warga, terutama saat kondisi macet.

Rencana pemindahan ini juga berkaitan dengan rencana penggabungan Stasiun Karet dan Stasiun Sudirman Baru, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kawasan integrasi transportasi di Dukuh Atas.

Beberapa warga telah memberikan respon terhadap keputusan Pemprov DKI. Rizky, warga Jakarta berusia 30 tahun, mendukung pemindahan patung dengan alasan bahwa ini akan membantu penataan kawasan transportasi di Dukuh Atas. Ia juga menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan aspek sejarah agar pemindahan tidak menyulut kontroversi. “Pemerintah harus mempertimbangkan banyak pihak agar pemindahan patung tidak menimbulkan polemik,” katanya.

Namun, tidak semua warga setuju dengan ide ini. Adit, warga berusia 27 tahun, justru menolak pemindahan patung. Menurutnya, langkah ini akan menambahkan biaya yang tidak perlu. Ia membenarkan bahwa patung Jenderal Sudirman telah menjadi ikon Jalan Sudirman dan memindahkannya akan membuat warga merasa kehilangan. “Patung sudah menjadi bagian sejarah di sana. Menggusarkan biaya untuk memindahkannya sebaiknya dihindari,” ungkapnya.

Adit juga menambahkan bahwa pemerintah sebaiknya lebih fokus pada masalah-masalah yang lebih mendesak, seperti banjir, polusi, dan kemacetan. “Patung tidak mengganggu transportasi, jadi janganlah mengeluarkan kebijakan yang tidak relevan,” tegasnya.

Selain itu, Haecal, warga berusia 29 tahun, juga menolak pemindahan patung. Menurutnya, langkah ini hanya akan membuang anggaran yang seharusnya digunakan untuk membantu rakyat miskin. Ia mengusulkan agar Pemprov lebih fokus pada pembuatan lapangan kerja bagi warga yang masih mengalami kesulitan. “Anggaran yang digunakan untuk memindahkan patung lebih baik dialokasikan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Rencana pemindahan patung Jenderal Sudirman telah menjadi perbincangan hangat di kalangan warga Jakarta. Sementara sebagian mendukung dengan alasan penataan kawasan, sebagian lainnya menolak dengan alasan keberadaan patung sebagai ikon sejarah dan pengelolaan anggaran yang lebih bijak. Pemerintah harus mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan final, agar tidak hanya memenuhi kebutuhan transportasi, tetapi juga mempertahankan nilai sejarah dan kepercayaan masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan