Pohon Raksasa Sepanjang 15 Meter Tumbang dan Menutupi Jalan di Paledang, Bogor

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Bogor, precisely in the Paledang area within Bogor Tengah district, a sudden downpour accompanied by strong winds caused a 15-meter tall tree to collapse.

The head of the Bogor City Disaster Management Agency (BPBD), Dimas Tiko, confirmed that emergency responders swiftly addressed the situation. Fortunately, no fatalities were reported from the incident.

“Following heavy rainfall with intense winds, our joint task force promptly intervened. Thankfully, no lives were lost,” stated Dimas on Saturday, October 4, 2025.

The incident occurred around 4:00 PM local time. The fallen tree, identified as a kicopong species measuring 35 cm in diameter, crashed onto a parked vehicle and obstructed part of the roadway.

Upon receiving reports, personnel immediately rushed to the scene. They cleared the fallen tree and the affected vehicle, restoring access to the previously blocked road.

“Assessment and removal of the uprooted tree and impacted car were completed by the TRC-PB BPBD Bogor team at the incident location,” Dimas concluded.

Selain dampak cuaca ekstrem seperti di Bogor, fenomena tumbangnya pohon juga semakin umum di berbagai wilayah Indonesia. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan peningkatan frekuensi angin kencang yang terkait dengan perubahan iklim. Studi terbaru menunjukkan bahwa angin tropis yang semakin tidak stabil dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti halnya pohon yang tumbang. Hal ini menjadi perhatian serius karena dapat mengganggu mobilitas dan keselamatan warga.

Pendekatan pencegahan seperti pemantauan cuaca rutin dan pemangkasan Pohon yang rawan di daerah padat penduduk dapat mengurangi risiko insiden serupa. Dengan peningkatan kesadaran dan persiapan, masyarakat dapat lebih siap menghadapi bencana alam yang semakin sering terjadi.

Bencana alam yang terjadi di Bogor ini merupakan tanda bahwa kita harus lebih vigilan terhadap lingkungan sekitar. Dana yang dialokasikan untuk manajemen bencana harus digunakan secara optimal untuk membangun infrastruktur yang lebih tangguh. Pemerintah setempat dan masyarakat harus bekerja sama untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama dengan menjaga pohon-pohon yang ada. Saat cuaca ekstrem semakin sering terjadi, sape aja yang bisa jadi korban. Maka dari itu, kesiapsiagan dan pengawasan harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan