Hamas Sepakat dengan Usulan Trump untuk Mengakhiri Perang dan Genosida

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), merespons dengan antusias terhadap reaksi positif Hamas terkait usulan untuk menghentikan konflik dan membebaskan sandera. Hal ini disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump, sementara Israel terus menyerbu Gaza. “Harap dengan tanggapan Hamas yang positif, termasuk beberapa poin penting yang perlu dibahas, perang dan aksi kekejaman di Gaza segera berakhir. Pentingnya mendorong bantuan kemanusiaan, mempertahankan perdamaian, dan mengamankan kedaulatan Palestina, yang kemerdekaannya telah diakui oleh 156 negara dari 193 anggota PBB,” ujarnya pada Sabtu (4/10/2025).

HNW menambah, sikap Hamas untuk menerima dan negosiasikan usulan tersebut didukung oleh dua negara mediator, Mesir dan Qatar. Selain itu, dukungan juga datang dari Sekjen PBB, Eropa, Turki, dan komunitas internasional lainnya. Presiden AS Donald Trump tidak hanya menyambut dengan baik dukungan Hamas untuk melepaskan semua tawanan dan menghadirkan perdamaian, tetapi juga memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan di Gaza. Sayangnya, Israel justru terus melanjutkan serangan, tidak mematuhi solusi perdamaian seperti yang diajukan oleh Trump.

“Bukan hanya dengan membombardir Gaza, Netanyahu dan pasukan Israel semakin terlihat kejahatan perangnya dengan menahan ratusan aktivis kemanusiaan dari 40 negara yang tergabung dalam Global Shumud Flotilla, padahal mereka hanya membawa bantuan kemanusiaan dan berada di perairan internasional. Intervensi Israel yang mengubah kesepakatan Trump dengan beberapa negara Arab dan Islam terkait penghentian perang di Gaza juga ditolak keras oleh Mesir, Qatar, Saudi, Turki, dan Pakistan,” katanya.

Menurut HNW, respons Hamas seperti ini sudah bisa diprediksi sebelumnya, khususnya terkait salah satu poin dalam usulan Trump, yakni pembebasan tawanan perang. Sebab, selama ini Hamas selalu membebaskan tawanan sesuai kesepakatan, termasuk seorang tentara Israel yang juga warga AS, Edan Aleksander, sedangkan Israel dan pendukungnya sering tidak mematuhi janji tersebut. “Hamas telah menunjukkan komitmen untuk melepaskan tawanan perang, termasuk tahanan warga Israel yang mereka tangkap, dengan syarat warga Palestina yang ditahan di Israel dibebaskan juga. Hal ini sesuai dengan usulan Trump, namun sikap Israel harus diatasi oleh Trump agar proposal perangnya dapat terlaksana dengan baik,” ucapnya.

HNW juga menjelaskan bahwa penolakan Hamas terhadap pengelolaan Gaza oleh orang luar, seperti mantan Perdana Menteri Tony Blair, sesuai dengan kesepakatan nasional Palestina. “Sikap Hamas untuk menyetujui pengelolaan Jalur Gaza sebelum pemilu demokratis nantinya, dengan tim teknokrat Palestina yang independen, bukan badan asing, adalah langkah bijak untuk menegakkan kedaulatan Palestina, yang telah diakui oleh mayoritas negara PBB dan warga di seluruh dunia,” jelasnya.

“Hamas menunjukkan sikap yang jujur, tidak egosentrik, dan tidak berupaya untuk menang sendiri, meskipun mereka dipilih rakyat Palestina dalam pemilu terakhir dan menang dalam survei terbaru,” tambahnya. Oleh karena itu, HNW mengharapkan Pemerintah Indonesia segera merespons dan mendukung perkembangan terbaru dengan mengeluarkan sikap resmi terhadap HAMAS.” Menlu Sugiono pernah menyatakan di New York bahwa Gaza milik bangsa Palestina, dan masa depan Palestina ditentukan oleh rakyat Palestina sendiri, bukan pihak lain. Untuk kemerdekaan Palestina yang sesungguhnya, bukan berubah dari penjajahan Israel ke ‘penjajahan’ pihak lain. Semoga Indonesia dapat menebus hutangnya kepada Palestina,” pungkasnya.

Pertikaian di Gaza telah menewaskan ribuan warga sipil dan mengungsi ratusan ribu lainnya. Krisis kemanusiaan yang terjadi mengingatkan dunia akan pentingnya perdamaian dan ketertiban di wilayah tersebut. Dengan dukungan internasional yang kuat dan komitmen Hamas untuk negosiasi, ada harapan bahwa perang akan segera berakhir. Namun, peran Israel dalam menolak usulan perdamaian tetap menjadi tantangan utama. Dibutuhkan tekanan lebih dari komunitas internasional untuk memaksa Israel berhenti menyerang dan segera mematuhi kesepakatan perdamaian.

Kedekatan hubungan antara Palestina dan negara-negara Muslim, termasuk Indonesia, juga akan memainkan peran penting dalam mencapai solusi damai. Dukungan diplomatik dan bantuan kemanusiaan dari negara-negara ini bisa membantu mempertahankan tekanan pada Israel untuk bernegosiasi. Masa depan Gaza bergantung pada kemampuan semua pihak untuk berkompromi dan mengutamakan kehidupan warga sipil. Semangat untuk perdamaian harus menjadi prioritas, bukan konflik dan kekerasan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan